Insitu Recordings

Erie Setiawan

Erie Setiawan lahir di Solo, 11 Januari 1984. Menamatkan pendidikan S1 Musikologi di Insititut Seni Indonesia Yogyakarta (2007). Pada 2008 ia bersama rekan-rekannya mendirikan “Art Music Today”, sebuah jejaring musik yang berfokus pada dokumentasi, informasi, edukasi, dan pengembangan audiens.
Aktifitasnya dalam dunia musik tergolong beragam, baik sebagai musikus, wartawan, penulis, produser, penyelenggara, narasumber, kurator, maupun konsultan pengembangan edukatif. Sebagai penulis Erie telah menerbitkan tulisan di sejumlah media massa cetak dan online, antara lain: Jawa Pos, Kompas, Koran Tempo, Suara Merdeka, Visual Art, Compusician News, Tirto.id, dan lain-lain. Pada tahun 2008-2010 ia bekerja sebagai redaktur di Majalah Seni Budaya “Gong”.
Ia juga merintis AMT Publisher (2013), sebuah penerbit yang berfokus pada produktivitas dan pengembangan literatur musik di Indonesia. Melalui AMT Publisher ia menulis dan menerbitkan sejumlah buku, di antaranya:Memahami Musik dan Rupa-rupa Ilmunya (2014), Intuisi Musikal (2015), Musik Untuk Kehidupan (2015), Membaca Musik dari Masa ke Masa: Katalog Literatur Musik Berbahasa Indonesia dalam 5 Dekade (2016), Dari Bunyi Ke Kata: Panduan Praktis Menulis Tentang Musik (2016), Filosofi Pendidikan Musik: Kritik dan Renungan (2017).
Buku-buku lain dalam bentuk antologi dimana ia ikut menulis antara lain: Arsipelago: Pengarsipan Seni dan Budaya Indonesia (IVAA, 2014), Terluput dan Terlupa: Musik Klasik di Masyarakat Indonesia (Yayasan Klasikkanan, 2016), Menakar Kuasa Ingatan: Catatan Kritis Festival Arsip IVAA 2017 (IVAA, 2018). Ia juga menjadi editor dan menerbitkanbuku-bukuyang ditulis oleh Suka Hardjana, Slamet A. Sjukur, Triyono Bramantyo, Vincent Mc. Dermott, dan sejumlah penulis generasi muda: Gardika Gigih, Septian Dwi Cahyo, Nyoman Triyanuartha.
Aktifitas terkini lainnya adalah menjadi pengamat musik untuk Festival Musik Tembi (2015-2018), fasilitator program musik kontemporer tahunan October Meeting (2016, 2017, 2018), kurator untuk pameran alat musik tradisi di Yogyakarta Gamelan Festival (2017), pembicara Diskusi Seni Festival Kesenian Yogyakarta (2017), dan tim artistik untuk pertunjukan pembuka Festival Arsip IVAA (2017). Selain kerap memberikan presentasi di berbagai forum musik di berbagai kota di Indonesia, ia juga menyampaikan pemikiran di forum-forum lintas negara, beberapa yang terkini antara lain di Singapura (2015), Australia (2016), Hongkong (2018).
Yogyakarta, Java, Indonesia

Contributions:

Projects

Learn more: