Insitu Recordings

Explorasi

Resonance

Open Albums (Growing Playlists)

Suara Semara

Saron Luang Alit Semara Dahana dari Jero Gede Petangan, Desa Ubung Kaja, Denpasar.
Kumpulan karya baru untuk gamelan Saron Luang yang dibawakan oleh Sanggar Alit Semara Dahana (est. 2013) dari Desa Ubung Kaja ini muncul dari salah satu banyak titik di mana tradisi gamelan lama bertemu dengan kreativitas baru. I Ketut Sujena dengan terampil menavigasi persimpangan ini dengan menjelajahi wilayah sonik dan simbolik baru tanpa meninggalkan gaya pertunjukan yang dikenal sebagai turunan dari repertoar Saron Luang, yang memberikan banyak landasan di mana keberangkatan yang halus dan lebih kreatif bertumpu. Vokal indah ala kidung gubahan A.A. Ngurah Oka yang melayang di atas tekstur ini menunjuk pada asosiasi ritual Saron Luang, sedangkan koreografi karya A.A. Ngurah Bagus Supartama yang diilhami oleh tarian ritual rejang menunjukkan nuansa religi yang merasuki banyak kreativitas di Bali saat ini.
Juga tersedia dalam bentuk CD di lokasi tertentu. Hubungi kami untuk detailnya.
Imprint: Insitu Recordings
Released: 2016/09/01
Length: 47 menit
Available on vinyl (via Bandcamp)

Learn more in our magazine:

Track Details

1. Tari Rejang Siwa
“KUKUS ARUM KUKUS MANGEPUL JANGKANG KARANG KUKU”
Alunan kidung tersebut dinyanyikan dan ditarikan oleh penari rejang, sebagai wujud bhakti penghormatan kepada Sang Pitara melalui upacara Stana Stawa menjadi Hyang Pitara. Laung, Luang, Liang merupakan proses Pengruwatan Pitara setelah berakhirnya upacara memukur. Serangkaian dengan upacara tersebut dipersembahkan tarian Rerejangan untuk mengiringi Sang Pitara yang dilanjutkan dengan upacara Pengruwatan yang dinamakan Ngelukar Bingin. Terinspirasi dari proses sakralisasi tersebut maka lahirlah Rejang Siwa, sebagai wujud persembahan kepada Pitara yang distanakan menjadi Hyang Pitara.
Penanggung Jawab: A.A. Ngurah Bagus Ardjana
Komposer: I Ketut Sujena
Koreographer: A.A. Ngurah Bagus Supartama
Penata Gerong: A.A. Ngurah Oka
2. Tabuh Nila Pati
Proses dari Trikora, Utpeti, Stiti, Pralina adalah hukum abadi, saatnya lahir, hidup dan berakhir dengan kematian. Kematian sempurna adalah kehidupan awal menuju keabadian Suniantu. Garapan tabuh gong luang dengan patet Panji dibalut gegitan pemaknaan sinar energi Bhuana Agung, Bhuana Alit, dilengkapi dengan putru meligia Sang Jarat Karu dalam perjalan menuju keabadian tersajilah ritme Amanastuti.
Penanggung Jawab: A.A. Ngurah Bagus Ardjana
Komposer: I Ketut Sujena
Penata Gerong: A.A. Ngurah Oka
3. Tabuh Puja Santi
Persembahan kedamaian untuk alam dengan segenap isinya adalah sabda Tuhan dan idaman setiap insan.
Melalui tabuh leluangan yang berarti kosong, namun penuh makna dengan ritme khas Gong Luang, dilengkapi dengan Sari Tutur Prabu Rama untuk menjadi insan yang patuh, tulus, jujur memegang Dharma. Semoga sajian ini merevitalisasi semangat pelayanan dengan penuh pengabdian.
Penanggung Jawab: A.A. Ngurah Bagus Ardjana
Komposer: I Ketut Sujena
Penata Gerong: A.A. Ngurah Oka
4. Tari Pendet Pamendakan
“Lwir Bhatara Siwa hana ri ya, wyapaka nitya, menget sira tan cala, meweh sira kawruhana dening nina jnana, sira tamar cala irikang jagat kabeh, sthawara janggamarawaknya.”
Keberadaan Sang Hyang Siwa, selalu menyusupi segalanya, selalu sadar dan tak bergerak, sulit diketahui oleh orang yang tidak berilmu pengetahuan, Beliaulah menggerakkan seluruh dunia baik tumbuh-tumbuhan maupun binatang. Maka seyogyanya kita tetap bersyukur dan menghaturkan sujud bakti kepadaNya.
Patalah di atas memberikan kontemplasi yang tinggi terhadap getaran Caksu Dibya Sandhi, hingga mampu melahirkan vibrasi lewat alunan gerak pependetan untuk memendak (menyambut) Ida Betara agar bersemayam pada Purwaning Daksina (Stanatana Utama). Maka lahirlah tari Pendet Pamendakan.
Penanggung Jawab: A.A. Ngurah Bagus Ardjana
Komposer: I Ketut Sujena
Koreographer: A.A. Ngurah Bagus Supartama
Penata Gerong: A.A. Ngurah Oka

Album Credits

Vokal: Ida Ayu Nyoman Werdhi Putri Kusuma (Dayu Puput), Ni Wayan Sri Santiati (Atiq), Ni Luh Putu Puspita Agustini (Itha)
Reong: I Made Dayuh Sasmita Kusuma (Dayuh), I Putu Alit Putra Yudha (Alit), I Wayan Denny Saputra (Koko), I Putu Agung Danu (Danu)
Kenyong ageng: I Wayan Roni Antara (Kojak)
Kenyong alit: I Nyoman Panji Indra (Panji)
Saron: Anak Agung Ngurah Putu (Gung Aji)
Jublag: I Putu Yudi Dharma Pradana (Yudi), I Gede Angga Wahyu Raditya (Barong)
Jegog: Komang Artha Darmadi (Mang Ata), I Kadek Pica Juliawan (Joli)
Ceng-Ceng: I Putu Dian Mahendra (Ocon), I Made Yoga Mahendra (Yoga), I Kadek Dwi Artha (Kodok), Kadek Angga Dwi Prasetya (Dek Po)
Kajar: Ketut Pebri (Pak Pebri)
Kendang: I Gede Nadiartha (Denadi)
Gong & kempur: I Kadek Lanang Mahayana (Lanang)

Production Credits

Recording date(s): 2015/06/02
Recording location(s): Jero Gede Petangan, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara
Audio recording: Jonathan Adams, I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Crew: Andys Skordis
Audio mixing: Jonathan Adams
Audio mastering: Jonathan Adams
Photography: Jonathan Adams
Cover art: Jonathan Adams
Suara Semara LP diproduksi oleh Justin Devries