Insitu Recordings

Insitu Recordings

Explorasi

Resonance

Open Albums (Growing Playlists)

Sensasi

Seni Sana Sini didirikan pada tahun 2012 oleh I Made Arsa Wijaya (Wawan) dan Ida Bagus Putu Pradnyana Putra (Gustu) dan dinamai karena kebiasaan mereka melakukan perjalanan jarak jauh untuk mendapatkan tendangan gamelan mereka sebelum memiliki ansambel sendiri. Album perdana grup ini, Sensasi, merupakan kumpulan karya baru untuk ensambel jegog bambu bernada unik yang disusun oleh anggota grup: Ida Bagus Putu Pradnyana Putra (Gustu), I Putu Juni Suta Widnyana (Junik), Putu Nova Handiyana (Nova), Komang Wahyu Yastawan Putra (Wahyu), I Made Arsa Wijaya (Wawan). Karya-karyanya berkisar dari pengambilan baru pada bentuk lama yang dilakukan oleh ansambel penuh hingga eksplorasi radikal untuk koleksi instrumen jegog yang lebih kecil, termasuk eksperimen Wawan menggunakan beberapa metronom untuk menetapkan tempo pentahapan yang dapat diikuti pemain. Judul album adalah plesetan dari nama grup (Sen = Seni; Sa = Sana; Si = Sini).
Juga tersedia dalam bentuk CD di lokasi tertentu. Hubungi kami untuk detailnya.
Imprint: Insitu Recordings
Released: 2018/09/26
Length: 54 menit

Track Details

1. Jamberana
Jamberana merupakan sebuah garapan musik yang menggambarkan hutan. Kata Jamberana juga merupakan cikal bakal nama Kabupaten Jembrana.
Komposer: Ida Bagus Putu Pradnyana Putra
Kancil: I Made Andre Ari Nugraha Sukerta, I Kadek Saka Apriana Putra
Kuntung: I Putu Saka Widia Pratama
Suir: I Kadek Agus Darma Putra, Kadek Dimas Mahardika
Undir: I Kadek Gita Sanjaya, I Kadek Bagus Suryandika
Jegog: I Made Ngurah Yuda Wicaksana Mondaya, I Putu Gita Darma Susila
2. Skala #3
Eksplorasi dengan beberapa instrumen pada gamelan Jegog, untuk membuat sebuah komposisi musik yang dimainkan dengan tempo berbeda menggunakan metronome. 40 bpm, 50 bpm, 100 bpm, dan 120 bpm akan mewujudkannya sebagai ketidakberaturan musik yang teratur.
Komposer: I Made Arsa Wijaya (Wawan)
Suir: I Made Andre Ari Nugraha Sukerta
Kancil: Kadek Dimas Mahardika
Kuntung: I Kadek Agus Darma Putra
Undir: Putu Ari Sugiarto Bisma
3. Teruntuungan
Karya musik pembukaan untuk sebuah pementasan gamelan Jegog yang bermaksud untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bentuk dari tabuh Teruntuungan tradisi dikembangkan kembali dengan memperbanyak pengolahan ritme dan dinamika sehingga terbentuklah karya Teruntuungan ini pada tahun 2015.
Komposer: I Made Arsa Wijaya
Kancil: I Made Andre Ari Nugraha Sukerta, I Kadek Saka Apriana Putra
Kuntung: I Putu Saka Widia Pratama
Suir: I Kadek Agus Darma Putra, Kadek Dimas Mahardika
Undir: I Kadek Gita Sanjaya, I Kadek Bagus Suryandika
Jegog: I Made Ngurah Yuda Wicaksana Mondaya, I Putu Gita Darma Susila
4. Serupa tapi Tak Sama
Sapuan garis tunggal yang digambar pada selembar kain kanvas semuanya terlihat sama. Namun jika dilakukan dengan menggunakan perpaduan warna akan menciptakan efek yang indah yang memberikan identitas unik pada setiap goresan dan menghasilkan bentuk minimalis yang lebih besar. Komposisi ini terinspirasi dari lukisan karya I Kadek Parnata yang pertama kali dipentaskan pada perayaan Hari Ulang Tahun Seni Sana Sini tahun 2016.
Komposer: I Made Arsa Wijaya (Wawan)
Patus kancil: I Putu Juni Suta Widnyana
Pengapit kancil: I Kadek Parnata
Patus suir: I Made Angga Kusumandana
Pengapit suir: I Kadek Saka Apriana
5. Munyin Tiying
Munyin Tiying merupakan gambaran suasana alam hutan yang kian jarang kita jumpai di era modern ini. Munyin yang artinya Bunyi, Tiying merupakan Bambu, jadi Munyin Tiying merupakan riah riuh suara pohon bambu yang goyang karena tertiup oleh desirnya angin yang terjadi pantulan-pantulan pohon bambu dari bambu satu dengan pohon bambu lainnya, maka memunculkan ragam bunyi dan ritme alam yang menarik dan mengagumkan. Fenomena ini menjadikan inspirasi yang akan diimplementasikan pada komposisi Jegog Kreasi ini. Penafsiran elemen musik seperti ritme, melodi, tempo, dan dinamika dicurahkan penuh dari segala gambaran situasi suasana fenomena diatas.
Komposer: I Putu Juni Suta Widnyana (Junik)
Kancil: I Kadek Saka Apriana Putra, I Made Andre Ari Nugraha Sukerta
Suir: I Kadek Agus Darma Putra, Kadek Dimas Mahardika
Kuntung: Putu Ari Sugiarto Bisma
Undir: I Kadek Gita Sanjaya, I Putu Gita Darma Susila
Jegog: I Putu Saka Widia Pratama, Ida Bagus Krisnayoga Putra
Suling: I Gusti Agung Bagus Mahendra Prawangsa, I Made Angga Wisnu Mahendra, I Putu Juni Suta Widnyana
6. Jenjang
Sebuah komposisi yang dimainkan dengan tingkatan yang beraturan. Mulai dari penggunaan oktaf, nada, dan ritme dari satuan terkecil hingga terbesar (pernah dipentaskan dalam Pertunjukan Kesenian Inovatif PKB Tahun 2015).
Komposer: I Made Arsa Wijaya (Wawan)
Suir: Kadek Dimas Mahardika
Kancil: I Made Andre Ari Nugraha S
Kuntung: I Kadek Agus Darma Putra
Undir: Putu Ari Sugiarto Bisma
7. Talikunda
Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem perairan sawah, yang di gunakan untuk bercocok tanam padi di Bali. Guna tercapainya tujuan irigasi, yaitu sampainya air ke pekarangan tanaman, maka dikembangkanlah fasilitas jaringan irigasi. TALIKUNDA atau yang sering disebut dengan Saluran Cacing adalah sebuah saluran yang sengaja dibuat oleh petani guna untuk mengalirkan air dari celabah atau sungai ke setiap petak – petak sawah . Setiap petak sawah memiliki beberapa saluran yang menghubungkan ke petak sawah lainnya. Debit air yang mengalir dari celabah ke setiap petak sawah tersebut, kadang deras dan kadang pelan, mengalir begitu saja dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah hingga kembali ke celabah yang lain, dengan suara gemercikan air yang indah. Dari hal tersebut menginspirasi penata dalam membuat sebuah garapan tabuh jegog yang berjudul TALIKUNDA dengan melody, ritme yang mengalir begitu saja tanpa ada sebuah pengulangan dalam setiap bagiannya tempo yang cepat, keras yang mencirikan karakteristik tabuh jegog Jembrana.
Komposer: Komang Wahyu Yastawan Putra (Wahyu)
Kancil: Anak Agung Putu Arimbawa, I Komang Wahyu Yastawan Putra (Wahyu)
Suir: I Made Angga Kusumandana, Kadek Dimas Mahardika
Kuntung: I Putu Juni Suta Widnyana
Undir: I Putu Yoga Kartika, I Putu Eka Oktariana
Jegog: I Putu Agus Wintara, I Komang Darma Utama
8. Intonasi
Sebuah kalimat akan memberikan kesan dan makna berbeda jika diberikan penekanan pada setiap katanya, begitu juga dengan “kalimat” pada musik dalam komposisi ini.
Komposer: I Made Arsa Wijaya (Wawan)
Patus kancil: Putu Ari Sugiarto Bisma
Pengapit kancil: I Kadek Agus Darma Putra
Kuntung: Kadek Dimas Mahardika
Undir: I Made Andre Ari Nugraha Sukerta
9. Sikut Lawas
Terinspirasi dari tabuh truntungan kuno,yang memiliki ciri khas yang sangat kental, baik dari segi komposisi maupun gaya pukulan yang dipakai, dari hal tersebut penata mencoba mentransformsikan kedalam garapan tabuh truntungan baru yang simple dengan permainan melodi, tempo dan ritme, namun tetap berpatokan kepada komposisi dan gaya pukulan tabuh truntungan terdahulu.
Komposer: Putu Nova Handiyana (Nova)
Kancil: I Kadek Saka Apriana Putra, I Made Andre Ari Nugraha Sukerta
Suir: I Kadek Agus Darma Putra, Kadek Dimas Mahardika
Kuntung: Putu Ari Sugiarto Bisma
Undir: I Kadek Gita Sanjaya, I Putu Gita Darma Susila
Jegog: I Putu Saka Widia Pratama, Ida Bagus Krisnayoga Putra

Production Credits

Recording date(s): 2017/12/23
Recording location(s): Desa Tegalcangkring, Kabupaten Jembrana, Bali
Audio recording: Jonathan Adams, I Putu Gede Sukaryana (Balot), I Putu Arya Deva Suryanegara (Arya), Zachary Hejny
Video recording: I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Audio mixing: Jonathan Adams
Audio mastering: Jonathan Adams
Video editing: I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Photography: Jonathan Adams, Daniel Martin
Cover art: Jonathan Adams