Insitu Recordings

Explorasi

Resonance

Open Albums (Growing Playlists)

Insitu Sessions Volume 1

Kompilasi dari semua karya yang dilakukan di Insitu Session kuartalan pada 8 Juni 2016 di Pande Sida Karya di Desa Blahbatuh, Kab. Gianyar.
Volume pertama dalam seri Insitu Session yang sedang berlangsung ini mencakup 11 karya baru untuk gamelan oleh seniman mapan dan yang bercita-cita tinggi. Ini direkam di perusahaan gamelan Sida Karya di Desa Blahbatuh, dimana memberikan suasana yang unik untuk video. Sorotan termasuk Dependensi I Putu Suta Muliartawan, direalisasikan menggunakan pola polyrhythmic yang saling terkait, Manggurin I Wayan Arik Wirawan, yang terinspirasi oleh suara-suara konstruksi instrumen gamelan, dan Lapas Anarki karya I Putu Arya Deva Suryanegara, disusun untuk instrumen unik ansambel gambang dan terinspirasi oleh kerusuhan di penjara setempat.
Juga tersedia dalam CD dan DVD di lokasi tertentu. Hubungi kami untuk detailnya.
Imprint: Explorasi
Released: 2016/09/15
Length: 61 menit

Track Details

1. Manggurin
Istilah manggurin atau manggur adalah melaras gamelan bali agar suara yang ditimbulkan lebih baik. Bentuk bilah dan pencon disetel sedemikian rupa dengan menggunakan alat tradisional panggur ( besi baja yang menyerupai alat pahat ukir tetapi dalam ukuran kecil dan tebal ) dan alat modern seperti gerinda listrik. Kegiatan dan bunyi-bunyi yang ditimbulkan dalam proses manggurin ini, menarik perhatian saya untuk dibuat suatu bentuk komposisi musik yang mempunyai relevansi tentang teknik bahkan suasana tersebut. Bunyi gesekan alat panggur, dentingan bilah, bahkan gesekan gerinda menjadi inspirasi yang unik untuk membuat ritme-ritme. Banyak suasana yang timbul dalam kegiatan ini, baik tegang karena bunyi gamelan yang belum pas, maupun gembira karena bunyi gamelan sudah baik dan harmonis. Hal ini menjadi inspirasi dalam penyusunan melodi yang sistematis, karena beruntut dari bunyi gamelan yang kurang beraturan dan dipanggur sehingga menjadi bunyi gamelan yang baik, harmonis, dan enak didengar. Komposisi ini akan menggunakan instrumen-instrumen dari gamelan pesel, yaitu pemade, kantil, calung, suling ukuran besar, suling menengah, dan suling kecil.
Komposer: I Wayan Arik Wirawan (Arik)
Ensemble: Gamelan Pesel
Pemade: Ika Yana Adnyana, I Putu Adi Partha
Kantil: I Gede Yudi Krisnajaya, I Nyoman Yuda Pertama Putra
Calung: I Putu Arya Agus Sardi, I Wayan Srutha Wiguna
2. Kau
Mencari kesempurnaan sangatlah perlu pemikiran yang diulang dan berulang – ulang untuk mencapai titik yang diinginkan. Dalam mencari kesempurnaan tidak cukup hanya memakai satu pikiran, namun memerlukan pikiran yang “berbeda” dengan tujuan yang sama. Pemikiran yang berbeda – beda yang tidak teratur namun memiliki arah yang sama dan menemukan titik yang sama. Bagaikan cangkang yang susah dipecahkan karena dislimuti serabut. “KAU” dihasratkan sebagai ungkapan kemelut sebuah pemikiran yang diselimuti kegelisahan tanpa ujung pangkal.
Komposer: I Wayan Ari Widyantara (Arik Pejeng)
Ensemble: Selonding
Instrumen: Gong Cenik, Kempur Cenik, Peenem, Nyongyong Alit
Musisi: I Wayan Gede Surya Adi Putra, I Putu Wahyu Andika, I Wayan Ari Widyantara (Arik Pejeng)
3. Benih
Benih adalah awal, kecil, polos, sederhana sifat benih yang masih awam akan sekitarnya. Sesuatu yang maha besar berawal dari sebuah benih yang mikro. Instant bukanlah sifat sebuah benih. Perlu proses, perlu perjuangan untuk menggapai kasta tertinggi. Biarkan benih tumbuh dengan sendirinya, biarkan benih tumbuh mencari jati dirinya. Seiring berjalannya waktu benih akan tumbuh menjadi rimba, cita benih yang sesungguhnya. Maafkanlah benih kecil dengan angan yang tinggi ini.
Komposer: I Wayan Situbanda (Banda)
Instrumen: Terompong Semar Pegulingan
Musisi: I Nyoman Resa Angga Nurbawa, I Wayan Armawan, I Komang Winantara, I Wayan Situbanda (Banda)
4. X
Reong adalah alat musik perkusi yang ada hampir di setiap barungan gamelan Bali. Berbentuk pencon (gong) terlihat begitu unik dan menarik. Dengan konsep eksplorasi, reong coba digarap berbeda dengan biasanya yaitu dengan menggabungkan reong Gong Kebyar dan Angklung. Dengan mengatur posisi reong berbentuk X. Benturan antara nada dari kedua reong tersebut menjadi ketertarikan akan perpaduan dalam komposisi ini.
Komposer: I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Instrumen: Reong gong kebyar, reong angklung saih lima
Musisi: I Made Winantara (Boy), I Putu Purwwangsa Nagara (Wawan), I Kadek Tunas Sanjaya (Emon), I Putu Gede Sukaryana (Balot)
5. Lapas Anarki
Apa yang ada di dalam pikiran anda tentang kata “lapas”? Menakutkan? Mungkin dengan keadaan lapas pada akhir-akhir ini mengalami kerusuhan, dan sampai adanya korban jiwa membuat anda takut dengan hal itu. Lapas dulunya dikenal dengan sebutan “penjara”, memiliki penghuni warga binaan yang sebelumnya pernah melakukan perbuatan melanggar undang-undang negara. Maka tidak heran bila lapas sering mengalami keributan yang anarkis. Akan tetapi dibalik semua itu, lapas merupakan sebuah tempat yang memiliki keamaan begitu ketat untuk membuat warga binaan merasa nyaman diam di dalam lapas walaupun pada saat anarki terjadi. Dengan adanya fenomena tersebut, komposer berkeinginan mentransfer keadaan tersebut ke dalam komposisi musik baru pada gamelan Gambang. Dalam karya ini memiliki rasa musikal yang agresif, serta mencoba melanggar tradisi dari musikal gamelan Gambang. Musik ini memiliki rasa yang cenderung tidak nyaman dari kebiasaan tradisi, tetapi dibalik itu terdapat juga kenyamanan dari pengaturan komposisi, ritme, dinamika dari musik ini. Dengan mengolah berbagai unsur-unsur musik, maka terciptalah karya musik baru yang berjudul “Lapas Anarki”.
Komposer: I Putu Arya Deva Suryanegara (Arya)
Ensemble: Gambang
Musisi: I Nyoman Astadi Jaya Pramana, I Made Agus Tara, I Kadek Sumanjaya, I Made Putra Antara, I Nyoman Gili Mahendra Putra, I Putu Arya Sanjaya Putra
6. Skala
Tiga bagian yang unsur pembentukanya sama dimainkan dengan skala (bpm) yang berbeda. Komposisi musik ini dimainkan oleh 3 orang musisi yang memainkan Bungbung Gebyog dan menggunakan Metronome dalam permainan skala yang berbeda.
Komposer: I Made Arsa Wijaya (Wawan)
Ensemble: Bungbung Gebyog
Musisi: I Putu Adi Putra Kencana, I Gede Yogi Sukawiadnyana, I Komang Wahyu Yastawan Putra
7. Bunyi Manusia
Secara umum suara berasal dari mahluk hidup dan bunyi berasal dari dua benda yang saling berbenturan. Manusia memiliki otak yang berfungsi untuk berfikir, memikirkan segala kegiatan dalam menjalani hidup. Salah satunya dalam proses manusia mengeluarkan suara, yang berasal dari getaran didalam resonator/krongkongan yang dikeluarkan melalui mulut. Dewasa ini manusia seperti melupakan proses terjadinya suara, otak tidak lagi digunakan dalam proses tersebut, suara hanya dikeluarkan begitu saja tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Sifat seperti ini, sama halnya dengan proses terjadinya bunyi pada benda, dimana hanya dipukul secara asal-asalan lalu mengeluarkan bunyi.
Komposer: I Komang Pasek Wijaya (Pasex)
Grup: Blam 
Penyanyi: I Pande Wayan Partayana, I Putu Fery Kencana Putra, I Putu Cory Arsatama, Ni Wayan Wirantini, Ni Made Dwi Nuratniari, Ni Made Dwi Indah Cahyani, Ni Kadek Papmawati Jelantik, Ni Kadek Adinda Ayu Putri, Ni Komang Apriani Ningsih, Ni Kadek Novi Anaperi, Ni Kadek Dwi Anggreanti
8. Dependensi
Teknologi dunia akan semakin terus berkembang yang nantinya berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia khususnya para remaja zaman sekarang dan lingkungannya. Kebiasaan yang dulunya belum mengenal teknologi seperti handphone, laptop, dan lainnya mereka biasanya masih melakukan permainan tradisional. Berbeda dengan saat ini hampir semua remaja bahkan kalangan usia lainnya masing masing memegang satu telepon canggih bahkan lebih. Ketergantungan pada teknologi akan menghambat pekerjaan yang semestinya dilakukan serta berdampak negatif bagi kesehatan yaitu melemahkan fungsi otak. Dari fenomena tersebut merangsang penata untuk merealisasikannya kedalam bentuk karya musik dengan media ungkap empat buah kantilan dari gamelan Semar Pagulingan saih pitu. Penata menggunakan teknik polyrhythm (beberapa ritme yang dilakukan bersamaan) yang nantinya saling ketergantungan antara pola satu dengan lainnya serta mengolah unsur melodi, tempo, nada, ritme, dan dinamika yang disusun menjadi sebuah karya musik dengan judul “DEPENDENSI”.
Komposer: I Putu Suta Muliartawan (Jo)
Instrumen: 4x Kantilan Semar Pegulingan
Musisi: I Putu Daniswara, I Made Yudha Wardana, I Made Gede Arry Husada, I Putu Agus Wahyu Budi
9. Tak Sependek Pikiranmu
Terinspirasi dari ekosistem musik di daerahku. Loyalitas dan totalitas yg telah dilakukan, sangat paradoks dengan situasi kini. Dia/mereka selalu ada ketika memerlukan kurcaci sepertiku. Bahkan sabotase pun terjadi. Mengasumsikan seni sebagai ajang kompetisi untuk mencari pencitraan belaka. Tapi, teruslah seperti itu, nafasmu tidak akan lebih panjang dari durasi karya yang tak sependek jalan pikiranmu.
Komposer: Yan Priya Kumara Janardhana (Janu)
Instrumen: 4x Kantilan Semar Pegulingan
Musisi: I Putu Purwwangsa Nagara (Wawan), I Kadek Agus Pusaka Adi Putra, I Gede Putu Gita Kumara Putra, I Wayan Yudi Artha
10. Supaya Lebih Cepat
Jalan melalui Desa Lodtunduh menjadi berantakan/rusak sekarang. Konstruksi hotel, saluran air baru, musim hujan dan tahun tentang kelalaian semuanya bersekongkol untuk membuat jalan dan kerikil menjadi berbahaya. Ditambah dari kunjungan wisatawan di musim ramai dan adrenalin anda mulai terpompa menjadi tegang, membuat anda merasa mendapat pengalaman yang lebih hidup. Bagian ini ditulis mendorong untuk semua orang yang melalui jalan yang kacau sehari-hari. Waktu saya di Brooklyn NY kalau saya naik mobil dijalan, saya akan blasting some 70s classic rock riffs untuk melewatinya. Di album ini, saya menawarkan lagu itu dengan gamelan, rock progresif pada instrumen logam untuk menghindari lubang di jalan dan bus pariwisata. Mengemudi secepat yang anda bisa, tapi hanya 3 kilometer per jam disebelum mati!
Komposer: Evan O'Donnell (Evan)
Ensemble: Gong Kebyar
Musisi: I Nyoman Mariyana, I Gusti Bagus Parisudha, I Gusti Sindunatha, I Putu Wirahadi Sastra Baladinata, I Putu Risky Mulyastra, I Putu Resya Adi Saputra, I Wayan Eka Wisiada Sucipta, I Kadek Gunawan, I Gede Suparka, Evan O'Donnell (Evan)
11. Aum (Improvisation)
Menggunakan 3 tungguh gender wayang (saih buleleng, dan pande Sidhakarya) dan 1 tungguh jegog angklung diletakan mengelilingi lubang untuk tempat air di prapen. Pemain berdiri di dilubang tersebut dan memainkan semua instrumen bergantian dengan berputar badan.
Penyaji: I Made Subandi (Subandi)
Instrumen: 3x Gender (1x Buleleng, 1x instrumen baru di Pande Sida Karya, 1x Sanggar Ceraken) + 1x Jegog Angklung

Special Thanks

Terima kasih kepada Pande Sida Karya untuk ijin menggunakan tempat untuk rekaman.

Production Credits

Recording session coordinator(s): Pande Sida Karya, Desa Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali
Recording date(s): 2016/06/07
Recording location(s): Pande Sida Karya, Desa Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali
Audio recording: Jonathan Adams, I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Video recording: I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Crew: Yan Priya Kumara Janardhana (Janu)
Audio mixing: Jonathan Adams
Audio mastering: Jonathan Adams
Video editing: I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Photography: Jonathan Adams
Cover art: Jonathan Adams