Termotivasi oleh referensi untuk ensemble selonding pada prasasti abad ke-11, pada tahun 1993 Yayasan Selonding Bali yang baru dibentuk menugaskan pembangunan seperangkat instrumen di Desa Bebandem. Tujuannya adalah untuk membangun kembali kelompok pertunjukan dan memperkenalkan kembali ansambel ke praktik ritual di daerah tersebut. Kelompok baru belajar repertoar dengan secara formal belajar dengan kelompok selonding lain di Karangasem (Bali Timur) serta berkonsultasi melodi notasi yang disimpan dalam manuskrip lontar. Ini menghasilkan koleksi potongan ritual yang berbeda. Salu Ening mencakup lima karya dari koleksi ini yang dilakukan oleh Sarati Svara Desa Bebandem (est. 2002) pada instrumen yang dibangun oleh salah satu tukang besi yang paling dihormati di Karangasem, I Wayan Widia. Juga termasuk Tandavasandhi, sebuah karya baru yang disusun oleh I Wayan Pande Widiana yang menggabungkan selonding dengan instrumen lain.