Insitu Recordings

Explorasi

Resonance

Open Albums (Growing Playlists)

Insitu Sessions Volume 4

Kompilasi karya yang dilakukan pada Insitu Sessions 12 Februari 2017 di Tanah Lot, Desa Beraban, Tabanan, Bali.
Volume keempat dalam seri Insitu Sessions kami yang sedang berlangsung mencakup delapan karya baru yang direkam di bawah dua pohon beringin di dekat Pura Tanah Lot. Dari komposisi Menjadi Satu karya Sarah Lecompte-Bergeron, direkam oleh seorang penari yang memakai mikrofon binaural, hingga Rakêt karya I Gede Putu Gita Kumara Putra, yang terinspirasi dari permainan drum Afrika Barat, dimana setiap bagian menciptakan dan mengeksplorasi wilayah soniknya sendiri. Keragaman yang dihasilkan merupakan indikasi dari beragam suara yang menginspirasi musik gamelan saat ini serta banyak komponis yang mendorong batas-batasnya. Sorotan termasuk Klausal Organis besar oleh I Putu Purwwangsa Nagara, yang dilakukan 12 gender wayang, dan karya yang berjudul Traffic Light oleh I Wayan Situbanda, yang dilakukan oleh 3 pemain masing-masing menggunakan 3 gong kecil.
Juga tersedia dalam CD dan DVD di lokasi tertentu. Hubungi kami untuk detailnya.
Imprint: Explorasi
Released: 2017/06/23
Length: 1 jam

Track Details

1. Traffic Light
Benda yang mengeluarkan warna berbeda dalam waktu yang berbeda pula. Banyak sekali orang-orang yang masih belum mengerti tentang arti dari lampu tersebut. Dari ketiga warna dan ketiga posisi dari lampu tersebut merupakan sebuah jajaran yang perlu diulas karena setiap warna memiliki pengaruh yang sangat hebat bagi kelancaran arus lalu lintas. Pada kesempatan kali ini composer mencoba mengungkapkannya dalam sebuah karya musik yang mengambil ide dari traffic light dengan media ungkap reong.
Komposer: I Wayan Situbanda (Banda)
Musisi: I Wayan Ari Widyantara (Arik Pejeng), I Putu Wahyu Andika (Wahyu), I Wayan Situbanda (Banda)
2. Nafas
Nafas dan roh merupakan inti dari sebuah kehidupan, terutama kehidupan manusia. Seiring berfungsinya kedua hal tersebut, maka akan ada banyak masalah dan pengaruh yang diperoleh. Sehingga karakter asli semakin terkikis. Fenomena tersebut sangat menginspirasi penata untuk merealisasikannya kedalam sebuah karya seni karawitan. Dibingkai dengan sebuah konsep “Nafas”, suatu wujud riil nafas yang terwujud dalam sebuah karya seni karawitan dan sarat akan roh yang terdapat di dalam diri penata dan musisi yang memainkan karya ini. Melalui media ungkap jegogan semara pagulingan, jublag semara pagulingan, dan pemade semara pagulingan, kiranya pendekatan karya dalam konteks konseptual dapat dicapai.
Komposer: Ida Bagus Hery Yoga Permadi (Gus Hery)
Musisi: I Putu Gede Andika Yoga, I Made Yoga Pradnyana, I Made Yogi Pratama, I Nyoman Tri Juliarta, I Gusti Ngurah Agung Pribadi Putra, Ida Bagus Hery Yoga Permadi (Gus Hery)
3. Halusinasiku
Gangguan persepsi namun sadar apa yang dilakukan dalam proses untuk sebuah jati diri. Perjalanan tahap awal sebagai pemula yang nantinya masih banyak kekurangan. Penata terinspirasi dari kesengajaan mengolah nada-nada yang tidak biasa didengar dengan pertimbangan elemen-elemen musik menjadi suatu karya musik baru dengan judul “HalusinasiKU”.
Komposer: I Putu Suta Muliartawan (Jo)
Musisi: I Putu Daniswara, I Putu Agus Wahyu Budiasa, I Gede Yudana
4. Ujan Memedi
Ujan Memedi adalah sebuah istilah yang menyebutkan adanya fenomena alam yakni turunnya hujan disertai teriknya sinar matahari. Hujan ini sering tidak terdeteksi, sebab sinar matahari memanipulasi awan mendung. Alhasil manusia tidak dapat melakukan persiapan apapun sebelum hujan turun, Namun itu bagiku adalah alam sedang memainkan musik, ketika tetesan air hujan mengenai gamelanku. Tak berdaya, aku merelakan gamelanku basah kuyup bersama hujan. “Suara itu bangkitkan imajinasi musikku” (Terima kasih Tuhan).
Komposer: I Putu Arya Deva Suryanegara (Arya)
Grup: Naradha Gita Entertainment (#NAGI)
Gender: I Made Putra Antara (Gogon), Kadek Sumanjaya (Dek Agus)
Penyongnyong selonding (alit & agung): Nyoman Astadi Jaya Pramana (Mang Adi), I Gede Galang Parwata (Galang)
5. Klausal Organis
Komposisi ini berawal dari sebuah ide yaitu dimainkan secara berbanyak atau kolosal. Klausal Organis terdiri dari dua kata yaitu, klausal yang berarti saling keterkaitan konsep atau permasalahan dan Organis/organic adalah sesuatu yang bisa diolah. Jadi, Klausal Organis ialah sesuatu yang diolah sesuai rasa dan akal dari composer dengan mengkaitkannya dengan konsep yang digunakan. Persepsi penggarap pada komposisi ini dituangkan kedalam suatu komposisi gending gender masal yang berjumlah tiga jaringan gender wayang, yang bernuansa tradisi dan beralih ke modern (kekinian).
Komposer: I Putu Purwwangsa Nagara (Wawan)
Musisi: I Gede Adi Merdangga, I Putu Agus Darmajaya, I Kadek Tunas Sanjaya, Kadek Agus Pusaka Adi Putra, I Gede Febi Widhi Cahyadi, I Made Bayu Puser Bumi (Bayu), I Made Winantara, I Gede Eka Jaya Kusuma, Pande Made Widnyana, I Putu Oka Ariyasa, I Putu Wibawa Putra, I Putu Purwwangsa Nagara
6. Menjadi Satu
Bagian ini bercerita tentang hubungan antara musisi, penari, dan penonton. Empat kajar diatur dalam sebuah lingkaran, masing-masing kajar memberikan metrik yang berbeda (11, 10, 7 dan 5 beats) ke empat kelompok reong atau trompong. Penari sebagai konduktor dan sound engineer. Di beberapa bagian, dia memberi isyarat agar musik bisa berubah. Di bagian lain, penari dipandu oleh musik, menemukan bagian dalam suara dengan bergerak melewatinya. Mikrofon binaural yang digunakan oleh penari, memungkinkan pendengar merasa menjadi bagian artistik. Penonton diajak untuk memahami gerakan penari hanya dengan mendengarkan, karena mendengar gerak melalui ruang lebih jelas dengan jenis rekaman ini. Beberapa instrumen mungkin kurang atau sama sekali tidak terdengar, tergantung jarak penari dengan sumber bunyi dan musisi. Setiap pertunjukan bervariasi, karena penari dapat dengan bebas mempengaruhi banyak aspek potongan itu. Setiap peserta harus memperhatikan yang lain untuk menyesuaikan bagiannya sendiri. Musisi, penari, dan pendengar menjadi satu.
Komposer: Sarah Lecompte-Bergeron (Sarah)
Grup: Naradha Gita Entertainment (#NAGi)
Penari: I Ketut Gede Agus Adi Saputra (Adi)
Kajar: I Putu Arya Deva Suryanegara (Arya), I Made Mondana (Mon), Nyoman Astadi Jaya Pramana (Mang Adi), I Made Agus Tara (Gus Tara)
Reong: I Made Putra Antara (Gogon), I Made Dwika Putra Sanjaya (De Sabar), I Gede Hery Sudarma (Gedu), I Gede Galang Parwata (Galang), I Kadek Sumanjaya (Dek Agus), I Wayan Gede Purwa Adikara (Yan De), Kadek Sandi Adnyana (De Sandi), Kadek Prema Nandayana (Prema)
7. Rakêt
Sebuah komposisi musik perkusi yang terinspirasi dari karya Rampak Djembe (Composer Hari Mahardika), dan terkonsep dari istilah Bali yaitu, NGATEP/RAKET (Bersamaan). Disini composer mencoba menuangkan ide musikalnya melalui media ungkap kendang Bali. Adapun instrument yang digunakan yaitu, kendang cedugan, kendang kerumpung, kendang cedut, kendang angklung dan instrument tambahan berupa kecek, dan gong pulu.
Komposer: I Gede Putu Gita Kumara Putra (Gestok)
Musisi: Ida Bagus Bayu Raditya (Gus By), I Komang Budiasa (Komo), I Gede Agustina Yoga Putra, I Made Juni Andika (Joey), Putu Wira Pranata, Pande Putu Yuda Pranata, I Made Rino Erawan
8. Metamorfosis
Dari telur, ulat, kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Begitu juga karya musik ini, idenya muncul dari proses kehidupan kupu-kupu yang biasa disebut dengan metamorfosis. Penata mencoba untuk membuat karya yang sederhana, dimana cara kerjanya sama seperti siklus kehidupan kupu-kupu tersebut. Dari yang terkecil menjadi yang sempurna. Dan juga kita harus sadar, sebelum menginjak yang sempurna, kita harus melalui proses-proses sebelumnya.
Komposer: I Nyoman Resa Angga Nurbawa (Mang Angga)
Musisi: I Wayan Yudi Artha, I Made Ananta Kusuma, Pande Kadek Ega Sasdicka, I Kadek Agus Pusaka Adi Putra

Production Credits

Recording session coordinator(s): Yan Priya Kumara Janardhana (Janu)
Recording date(s): 2017/02/12
Recording location(s): Tanah Lot, Desa Beraban, Tabanan, Bali
Audio recording: Jonathan Adams, I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Video recording: Jonathan Adams, I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Crew: Yan Priya Kumara Janardhana (Janu), I Putu Arya Deva Suryanegara (Arya)
Audio mixing: Jonathan Adams
Audio mastering: Jonathan Adams
Video editing: I Putu Gede Sukaryana (Balot)
Photography: Jonathan Adams
Cover art: Jonathan Adams