Putu Eman Sabudi Subandi, atau yang lebih dikenal sebagai Emon Subandi, lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan nuansa seni dan budaya Bali. Didorong oleh ayahnya, I Made Subandi, seorang maestro dalam dunia komposisi dan musik gamelan, Emon menunjukkan bakatnya dalam musik sejak masa kecil. Keterlibatannya dalam gamelan berkembang pesat di SMK Negeri 3 Sukawati dan semakin mendalam ketika ia melanjutkan pendidikan di ISI Yogyakarta, program studi etnomusikologi. Di lingkungan akademik yang penuh dengan inspirasi, Emon menjalin hubungan erat dengan berbagai musisi dan seniman, serta aktif terlibat dalam beragam proyek musik yang menarik, termasuk kontribusinya dalam album “Gamelan Cage” tahun 2012, dan karya-karyanya orisinilnya seperti “Mekale” dan “Megilak” pada tahun 2017. Salah satu pencapaian gemilangnya adalah kolaborasi seni yang luar biasa antara kesenian Noh Jepang dan tradisi seni Bali-Indonesia, yang diadakan di Tokyo pada tahun 2018. Pengakuan akan bakatnya semakin menguat saat ia dipercaya sebagai pembina dan komposer untuk Duta Gong Kebyar Anak-Anak Kabupaten Gianyar yang akan tampil di Pesta Kesenian Bali tahun ini (2024). Dengan dedikasi dan kontribusinya dalam dunia seni, Emon Subandi menjadi salah satu tokoh yang secara kuat mewakili kekayaan budaya Bali dan Indonesia secara lebih luas, sambil melanjutkan warisan seni yang didirikan oleh ayahnya di Sanggar Ceraken.