Direktori Kontributor

bio photo

I Made Sidia

I Made Sidia adalah salah satu artis Wayang Kulit Bali yang terkenal di Bali dan seorang dosen di Institut Seni Indonesia Denpasar. Ia juga adalah pendiri Sanggar Paripurna yang secara rutin mementaskan karya “Bali Agung” di Safari & Marine Park.

Padepokan Seni Korawa

Padepokan Seni Korawa adalah salah satu organisasi seni yang berada di Banjar Peninjoan, Desa Batuan, Sukawati, Gianyar. Organisasi ini berdiri resmi pada tanggal 8 Mei 2016, dengan keputusan rapat seluruh anggota di Banjar Peninjoan. Adapun kegiatan yang pernah diikuti oleh Padepokan Seni Korawa, misalnya ngayah di pelbagai pelosok pura kabupaten/kota yang ada di Bali, mendukung ujian baik di SMK Negeri 3 Sukawati maupun ISI Denpasar, mengikuti perlombaan kesenian, seperti reong, balaganjur, dan lainnya. Padepokan Seni Korawa beranggotakan kurang lebih 100 orang yang berasal dari berbagai daerah di Bali.
Banjar Peninjoan, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali

Sanggar Kembang Bali

Sanggar Kembang Bali didirikan pada 23 Agustus 2001 dan berlokasi di Banjar Tunjuk Kelod, Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan. Mereka memiliki visi dan misi menggali, memelihara dan menumbuhkembangkan seni budaya Bali dalam arti seluas-luasnya, untuk menunjang warisan kebudayaan nasional.
Jalan Pelopor-Gang Ibu No. 11, Banjar Tunjuk Kelod, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Tabanan, Bali, Indonesia.
Bio photo I Putu Widatapa

I Putu Widatama (Caca)

Widatama ialah seorang musisi dan komposer gamelan Bali, kelahiran Blahbatuh, Gianyar. Tinggal di lingkungan br. Antugan Blahbatuh, Lahir di Gianyar pada tanggal 8 Juli 2001. Menggeluti seni pertunjukan khususnya karawitan, yang dibentuk oleh lingkungan keluarga dan masyarakat yang bekecimpung dengan bidang seni. Aktif sebagai musisi gamelan Bali di berbagai ragam karya komposisi, dan penyajian karya yang dikompetisikan maupun dalam apresiasi terhadap seni. Memulai karirnya dalam komposisi sejak tahun 2019 sampai saat ini.

Banjar Antugan, Desa Blahbatuh, Kec. Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia

I Gusti Putu Sudarta

I Gusti Putu Sudarta adalah seorang musisi, komposer, penari, dan dalang yang terkenal dari desa Bedulu di Bali, Indonesia. Dia adalah anggota tetap di fakultas teater di Institut Seni Indonesia di Denpasar, Bali. Sudarta telah mempelajari seni pertunjukan Bali sejak usia enam tahun dan berpartisipasi dalam pertunjukan seremonial dan sekuler.

I Dewa Putu Berata

Lahir dan dibesarkan di desa Pengosekan, sebagai putra seorang penabuh drum hebat, I Dewa Putu Berata telah berinteraksi dengan seni pertunjukan Bali sejak lahir. Bakat kreatifnya, kemampuan mengajar, dan kualitas kepemimpinannya membuatnya menjadi tokoh terkenal. Ia dikenal karena keterampilan komposisinya dalam gaya tradisional dan inovatif, serta kemampuannya yang langka untuk menyampaikan pengetahuan yang beragam tentang seni Bali kepada seniman Bali maupun internasional.

Gede Yogi Sukawiadnyana

Gede Yogi Sukawiadnyana adalah seorang komposer dan musisi elektronik yang lahir pada tahun 1997 di Jembrana-Bali. Praktik artistiknya berpusat pada gamelan dan penggunaan media elektronik dalam komposisi musik. Komposisinya berinteraksi dengan arsip gamelan Jegog Jembrana, yang memungkinkannya mempelajari cara kerja musik ini serta perkembangannya dalam dunia seni. Bersama beberapa seniman muda, ia membentuk Jelana Creative Movement, sebuah kolektif lintas disiplin yang bergerak dalam pelestarian dan pengembangan seni yang berbasis di Jembrana, Bali. Ia juga merupakan anggota KADAPAT, sebuah grup yang menggabungkan gaya jegog, gender, dan elektronik, serta berinteraksi dengan kaum muda Bali dan tradisi pribumi. I Gede adalah seorang organisator yang produktif dan juga telah tampil di berbagai festival di seluruh Asia, termasuk International Ethnic Music Festival 2022 dan Nusa Sonic HCMC Vietnam 2022.

Ethan Rohl

Ethan Rohl adalah seorang etnomusikolog yang tertarik pada Gamelan Bali, American Rap, dan penelitian kesehatan mental. Ethan dapat gelar magister musikologi dari University of Tennessee, Knoxville pada tahun 2024. Selama belajar di Knoxville Ethan diberikan Student Faculty Research Award untuk pergi ke Bali, Indonesia dan membantu Jonathan Adams dengan penelitiannya. Ethan sedang tinggal di Tabanan, Bali dan belajar Bahasa Indonesia di IKIP Saraswati, didukung oleh program Darmasiswa.
Tabanan, Bali

I Nyoman Sunarta

I Nyoman Sunarta merupakan seniman karawitan yang juga merupakan seorang penari arja ternama di Bali. Lahir dikeluarga seni mengantarkan dirinya untuk mejadi salah seorang seniman yang dihormati di Kabupaten Gianyar. Salah satu grup gamelan yang didirikanya adalah Sanggar Alit Sundari yang telah mencetak banyak seniman muda dan juga sudah beberapa kali mengikuti kegiatan dalam ajang Pesta Kesenian Bali.
Banjar Buda Ireng, Desa Batuyang, Sukawati, Gianyar, Bali

I Gusti Nengah Hari Mahardika

I Gusti Nengah Hari Mahardika (Gung Ngah) lahir di Tabanan, Bali, Indonesia, tanggal 17 Agustus 1983 dan menyelesaikan pendidikan S1 Seni Karawitan di ISI Denpasar. Sejak usia belia menggemari seni musik dan sastra. Sejak tahun 2001 sampai kini aktif menciptakan karya seni musik, terutama karya komposisi musik, karawitan dan iringan tari. Selain aktif mengikuti pergelaran seni musik, juga menggelar karya-karya komposisi musik di tingkat lokal, nasional, dan internasional di dalam maupun luar negeri, antara lain di Indonesia, Chile, Peru, Prancis, dan Amerika (New York)
Bali, Indonesia

Putu Tiodore Adi Bawa

Menjuarai beberapa kali lomba dalam Festival Baleganjur se-Bali yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung membuat nama Putu Tiodore Adi Bawa mulai diperhitungkan di Bali saat ini. Lahir dari keluarga seniman, bakatnya sudah terlihat dari kecil dan memutuskan untuk lebih mendalami seni karawitan di ISI Denpasar yang pada tahun 2009 membuat karya berjudul Gelar Saet dengan menggunakan gamelan Semarandhana sebagai tugas akhir. Selain membuat komposisi untuk gamelan Baleganjur dan Semaradhana, Tiodore juga aktif dalam membina sekehe Gong Kebyar.  Dia dipercayai untuk menjadi pembina di Kabupaten Tabanan mulai dari tahun 2009 hingga saat ini, dan salah satu komposisi Tabuh Kreasinya yang berjudul Blabur Gunung dibawakan oleh Sekehe Gong Eka Dharma Duta, Desa Pujungan, Tabanan dalam Festival Gong Kebyar di Pesta Kesenian Bali tahun 2017.
Bali, Indonesia
User image

Dewa Ayu Carma Citrawati

Dewa Ayu Carma Citrawati adalah dosen di Universitas Dwijendra, Denpasar, Bali. Ia lahir di Getakan, Klungkung, 24 Februari 1990. Ia aktif menulis cerpen dan puisi dalam bahasa Bali. Antologinya antara lain Smarareka (2014), Denpasar lan Don Pasar (2013) dan Angripta Rum (2015). Dia menerima penghargaan sastra Rancage pada tahun 2017 untuk bukunya Kutang Sayang Gemel Madui.
User image

Putu Ari Suprapta Pratama

I Pande Komang Gede Triadi Ditya (Adit)

Ketertarikannya terhadap gamelan dimulai sekitar umur 9 tahun, dimana dia bersama saudara dan teman-temanya mulai ikut di sanggar. Selain itu, orang-orang tua di lingkungan tempat tinggalnya juga sangat mendukung generasi muda untuk terjun ke dunia gamelan karena sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pengerajin gamelan.
Lahir: 1 Desember 2002
Jln. Gong Gede, Gg. Terompong No. 1, Desa Tihingan, Klungkung, Bali, Indonesia

Actual Entities (Robert Shropshire)

Lahir di Richmond, VA, tinggal di Philadelphia. Musisi berusia 30 tahun dengan fokus pada Noise.
Philadelphia, Pennsylvania, United States

Andys Skordis

Andys Skordis adalah seorang komposer Siprus yang lahir pada tahun 1983. Ia belajar komposisi di Berklee College of Music dan di Conservatorium Van Amsterdam, dengan studi tambahan dalam musik Karnatic dengan Dr. Rafael Reina dan gamelan Bali di ISI Denpasar di Bali. Daftar karyanya meliputi opera, orkestra dan musik chamber, musik gamelan, karya vokal, dan musik untuk tari, teater, dan film pendek. Sebagai seorang komposer ia menemukan inspirasi dalam sifat manusia primordial, yang diekspresikan sebagai representasi dari ritual kontemporer yang ditandai dengan ketegangan dan mistisisme dalam musiknya. Insentif ini telah diekspresikan melalui berbagai pertunjukan teater musik di lokasi tertentu seperti tambang, kuil, bangunan terbengkalai, dan sebagainya. Dia telah menerima pengakuan internasional melalui berbagai penghargaan termasuk BUMA Toonzetters Prize, salah satu penghargaan komposisi tertinggi di Belanda, The Black Pencil Prize 2020, serta penghargaan dari ISCM, Third Coast Percussion Group, Listhus dan lainya. Selain menggubah, dia adalah pendiri PATSIAOURA ensemble dan Athens Gamelan Orchestra, pemain gitar dari Monsieur Doumani dan sebagai kolaborator astistik Greek National Opera. Saat ini ia tinggal di Amsterdam di mana ia mengajar dan juga menggubah musik di Conservatorium Van Amsterdam.
Cyprus

Agents of Rush

Agents of Rush: Seekor kucing yang membuat Drum dan Bass. Berbasis di Inggris.
United Kingdom

I Made Arnawa (Arnawa)

I Made Arnawa awalnya tidak berniat untuk menjadikan gamelan sebagai pilihan karirnya. Mulai belajar gamelan dari usia tujuh tahun, namun memutuskan untuk melanjutkan sekolah menengah di bidang pertanian dan bekerja sebagai penyuluh pertanian. Tapi pada satu titik balik ketika mendengar Adi Merdangga garapan ASTI Denpasar membuat gairah akan gamelan kembali muncul dan melanjutkan sekolah di STSI hingga akhirnya meyelesaikan pendidikan formal di bidang karawitan Bali dan seni penciptaan di STSI Denpasar dan Surakarta. Sejak saat itu Arnawa telah menjadi komposer dan guru gamelan yang  terkenal dan sering diundang untuk mengajar dan membuat karya diberbagai tempat di dunia diantaranya Taiwan, Jerman, Amerika Serikat dan lain-lain.
Desa Tunjuk, Kab. Tabanan, Bali, Indonesia

I Putu Arya Deva Suryanegara (Arya)

Arya lahir di Denpasar pada 17 Desember 1996. Kegemarannya terhadap gamelan berkembang ketika mendapat kesempatan bermain kendang untuk persiapan lomba kendang tunggal. Ia lulus dari sekolah menengah seni pertunjukan SMK 3 Sukawati (KOKAR) pada tahun 2011 dan mendaftar di ISI Denpsasar pada tahun 2014. Di ISI ia telah mengikuti berbagai acara dan kompetisi di tingkat provinsi dan nasional, termasuk Kompetisi Seni Siswa Nasional dan Pesta Kesenian Bali (PKB) tahunan. Selain tampil, ia sering diundang untuk membuat komposisi baru. Dia adalah siswa yang rajin dan berdedikasi dengan rasa haus yang tak terpuaskan akan pengalaman musik baru.
Montreal, Canada

I Wayan Angga Mahardika (Angga)

I Wayan Angga Mahardika, atau hanya Angga bagi mereka yang mengenalnya dengan baik, lahir di Denpasar pada 29 Desember 1995. Ketertarikannya pada gamelan muncul di sekolah dasar ketika ia mulai bermain rindik. Beberapa tahun kemudian ia bergabung dengan kelompok baleganjur di banjar setempat. Pada tahun 2007 ia mengikuti kompetisi baleganjur pertamanya di Festival Kesenian Bali (PKB).
Br. Abian Nangka Kelod Kesiman, Denpasar, Bali, Indonesia

I Wayan Arik Wirawan (Arik)

Arik adalah anak tertua dari I Ketut Arka dan Ni Nyoman Wiriyatini. Ia lahir di Denpasar pada 11 April 1991. Ia mulai tertarik dengan gamelan pada usia 6 tahun, ketika ia mulai bermain kendang di acara karnaval. Ketertarikannya pada gamelan sangat didukung oleh keluarga dan masyarakat sekitar dan akhirnya berkembang menjadi lebih dari sekedar hobi. Keingintahuannya akan seni dan keinginan untuk berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat memicu studi yang lebih dalam dan lebih fokus di ISI Denpasar, dari mana ia menyandang gelar S1 dan S2. Arik juga pencipta gamelan besi diatonis unik yang disebut Gamelan Pesel.
Br. Kehen, Desa Kesiman, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali, Indonesia

I Wayan Ari Widyantara (Arik Pejeng)

Fokus utama Arik mungkin adalah gamelan, tetapi minatnya pada musik jauh melampaui itu. Ia adalah lulusan sekolah menengah seni pertunjukan SMK 3 Sukawati (KOKAR) dan ISI Denpasar. Orang sering bertanya kepadanya apa yang diperoleh dari mengejar kehidupan musik, dan meskipun dia pikir ini adalah pertanyaan yang tidak relevan, kepada mereka yang bertanya dia ingin menjawab:
“Kita menerima banyak kesenangan dari hasrat kita ketika mereka melakukannya dengan tulus. Bahkan ketika hasil kerja kita tidak menyenangkan bagi orang lain, atau ketika prosesnya gagal dihargai oleh mereka yang tidak mengenali tantangannya, jika hasrat kita jalankan dengan keikhlasan akan bermanfaat tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita.”
Br. Gepokan, Desa Pejeng Kelod, Kec. Tampaksiring, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia
User image

Aysha Dulong

Aysha Dulong adalah seorang komposer, pemain, dan improvisasi yang tinggal, bekerja, dan berkreasi di tanah leluhur yang tak kenal lelah dari orang Coast Salish, khususnya Musqueam, Squamish, dan Tsleil-Waututh. Dia fokus pada komposisi untuk instrumen dan elektronik yang diperkuat, serta menggunakan pemrosesan dan pengambilan sampel langsung sebagai alat untuk mengeksplorasi improvisasi terstruktur dalam karya yang dikomposisikan. Dia memiliki synaesthesia suara-ke-warna, dan baru-baru ini mengeksplorasi dampaknya pada praktik mereka, khususnya dalam karya terbaru mereka berjudul Pastel Places, untuk biola dan elektronik, yang ditayangkan perdana pada 2019 di Music + Sound Festival yang dipersembahkan oleh Sekolah Seni Kontemporer Universitas Simon Fraser. Proyek terbaru lainnya termasuk merilis album debut dengan komposer/pemain hybrid mereka Alien Pod berjudul Merchants of Venus, pada musim semi 2020, dan menyusun karya baru untuk lokakarya seperti lokakarya musik hibrida yang dipersembahkan oleh perkusi eksperimental dan duo saksofon Scapegoat dan Mauricio Pauly di Western Front (2020). Aysha saat ini mempelajari komposisi musik akustik dan elektroakustik di Sekolah Seni Kontemporer Universitas Simon Fraser bersama Mauricio Pauly dan Sabrina Schroeder.
Vancouver, British Columbia, Canada

I Made Aristanaya (Aris)

I Made Aristanaya (Aris) adalah anak kedua dari I Made Sudarpa dan Ni Made Sweti. Ia mulai belajar gamelan di kelas 4 SD pada usia 9 tahun. Untuk terus belajar Anda harus membuka diri dan melakukannya.
Br. Perang Alas, Lukluk, Mengwi, Badung, Bali, Indonesia

Baghir-Ba

Semuanya adalah segalanya. Buktinya ada di sumbernya.
United States

Baby Aspirin DVD

Cordey Lopez adalah seniman suara, musisi, dan teknisi audio yang tinggal di Los Angeles, CA. Daftar singkat dari berbagai proyek Cordey termasuk Baby Aspirin DVD (elektronik solo), Gong Gaada (grup gamelan dan elektronik Bali hybrid), dan Lansanese (campuran musik rock Inggris/Indonesia).
United States

I Kadek Bagas Suryadinata (Bagas)

Awal mula Bagas tertarik dengan gamelan Bali saat umur 10 tahun, tanpa sengaja dia menonton, dan mencoba bermain gamelan kususnya gamelan Jegog khas kesenian daerahnya yaitu Jembrana. Berangkat dari sanalah dia mempelajari bermain gamelan sampai saat ini.
Lahir: 27 Mei 2001
Desa Banyubiru, Negara, Jembrana, Bali, Indonesia

I Putu Gede Sukaryana (Balot)

I Putu Gede Sukaryana, lebih dikenal sebagai Balot, mulai serius menekuni gamelan ketika ia mendaftar di sekolah seni SMK 3 Sukawati pada usia 15 tahun. Setelah lulus ia kemudian melanjutkan studinya pada program karawitan di Institut Seni Indonesia, Denpasar, di mana ia bertemu dengan musisi berbakat dan bercita-cita tinggi dari seluruh Bali dan menyadari masa depan yang didedikasikan untuk musik adalah mungkin. Pada saat ia menyelesaikan pendidikan seninya, ia sudah menjadi artis yang sangat dicari, dan sejak lulus telah diundang untuk memimpin beberapa kolaborasi internasional berkaliber tinggi, termasuk pengerjaan ulang musik keyboard Scarlatti dan fugues Bach untuk Yantra Productions (Italia) , eksperimen dengan musisi dan komposer elektronik Lithuania Paulius Kilbauskas, dan komposisi kolaboratif dengan komposer Amerika Wayne Vitale. Karyanya diakui secara internasional dan dirayakan karena orisinalitas dan penekanannya pada proses daripada produk. Pada tahun 2016 ia ikut mendirikan label rekaman dan kolektif seni Insitu Recordings dengan Jonathan Adams dan saat ini menjadi direktur artistik proyek tersebut. Pada tahun 2017 ia menerima residensi seniman tamu di University of British Columbia, di mana ia mendapatkan gelar Master di bidang Etnomusikologi.
Desa Beraban, Tabanan, Bali, Indonesia
bio photo

I Wayan Situbanda (Banda)

I Wayan Situbanda (Banda), lahir pada 24 Februari 1996, merupakan anak pertama dari pasangan I Wayan Sugin dan Ni Wayan Artawati. Dia mulai belajar gamelan dengan ayahnya pada usia 5 tahun dan ketika dia cukup besar terdaftar di sekolah seni pertunjukan SMK 3 Sukawati (KOKAR). Selama di KOKAR ia belajar dengan I Made Subandi (Subandi) dan bertemu dengan I Putu Gede Sukaryana (Balot), orang-orang yang ia anggap memberikan kontribusi paling signifikan terhadap pengetahuan musiknya. Mereka juga memperkenalkannya kepada banyak teman dan kolaborator dari luar negeri dan ini memicu keinginan untuk mulai mempelajari musik Barat.
Br. Desa Tampaksiring, Kec. Tampaksiring, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia
User image

Ben Berardini

Ben Berardini adalah seorang komposer dan instrumentalis yang tinggal di Vancouver, saat ini sedang belajar komposisi musik di Universitas Simon Fraser. Dia membuat komposisi untuk pengaturan akustik dan elektroakustik, biasanya menggabungkan keduanya. Dia menikmati bekerja sama yang sangat erat dengan musisi dan mempertimbangkan cara untuk memanfaatkannya secara maksimal. Proyek kolaborasi terbarunya adalah dengan tari, film, dan seni visual. Dia sangat tertarik untuk mengeksplorasi spektrum antara komposisi yang sangat dipikirkan dengan matang dengan cara-cara yang lebih improvisasi dalam menciptakan dan suka mengeksplorasi hubungan yang dapat dibuat sambil mempertimbangkan komponen-komponen ini.
Vancouver, British Columbia, Canada

Bossbattle

Sean Stellfox adalah seorang musisi eksperimental yang berasal dari Amerika Serikat, tetapi telah pindah ke Indonesia pada tahun 2014. Tak lama setelah pindah ke Jogja, ia menemukan dirinya terlibat dengan komunitas Jogja Noise Bombing.
United States

I Putu Suwarsa (Bayem)

I Putu Suwarsa atau lebih akrab dipanggil Bayem, lahir pada 7 November 1994. Ia mulai bermain gamelan sejak usia dini dan menyandang gelar S1 dari ISI Denpasar. Ia tetap berharap bahwa masyarakat Bali akan terus peduli terhadap seni dan percaya bahwa mereka akan tetap lestari hanya melalui kombinasi rekonstruksi, pelestarian, dan pengembangan.
Br. Palak, Desa Sukawati, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia

Boom Djibouti

Nick Jarosz, yang dikenal dengan nama panggung Boom Djibouti, adalah seorang komposer dan multi-instrumentalis Amerika. Nick memulai karir musiknya bermain gitar dan bass di beberapa grup dan band dari 2002-2014, dan bahkan melayani residensi musik di Mandalay Bay Hotel di Las Vegas, Nevada pada 2007. Sejak itu fokusnya adalah pada musik instrumental tematik, scoring film, neoklasik, dan domain eksperimental. Rilisan proyek terbarunya termasuk album ambient, Electric Garden Music vol. I&II yang dirilis Agustus 2019 dan album tematik elektronik (Summer) yang dirilis Januari 2020.
United States

Yudi Iskandar (A.K.A Buyung Mentari)

Yudi Iskandar (alias Buyung Mentari) lahir di Jakarta pada 14 Juni 1977. Ia adalah seorang aktor dan pemain yang saat ini tinggal di Bali, Indonesia.

Cee

Christian Schwanz alias Cee adalah individu multifaset yang dikenal karena pekerjaannya sebagai produser musik, membuat dan menampilkan merek musik heavy bass mentah miliknya sendiri. Sebagai seorang pendidik, ia mengadakan lokakarya produksi musik untuk melihat kegiatan di kawasan Asia-Pasifik untuk Ableton dan baru-baru ini pindah kembali ke Jerman.
Germany
User image

Cordey Lopez

Cordey Lopez adalah seniman suara dan musisi yang saat ini tinggal di Los Angeles, CA, AS. Memulai penyelidikan artistiknya pada tahun 2004, eksperimen Cordey dalam suara elektronik telah melibatkan berbagai kegiatan termasuk: desain instrumen, peretasan perangkat keras, pemrograman perangkat lunak, perekaman dan pencampuran, sintesis modular, dan gamelan Bali. Proyek musik elektronik solonya BABYASPIRINDVD telah tampil di seluruh Amerika Serikat, Bali, Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Dia baru saja menyelesaikan tur Jawa dan Bali dengan teman-teman Jawanya di sebuah band grunge/noise bernama LANSANESE. Album full-length mereka akan dirilis tahun depan oleh Yes No Wave Music (Yogyakarta).

CompStomp

CompStomp adalah Caleb Flood dan Daniel Flood: dua bersaudara dari VA. Keduanya memiliki latar belakang drum dan perkusi, dengan latar belakang drum line sekolah menengah AS Selatan. Daniel adalah programmer/insinyur komputer yang berspesialisasi dalam musik berbasis sampel, dan Caleb adalah seniman dan pemain yang sebagian besar aktif di pantai timur AS. Daniel tinggal di Pittsburgh, PA, dan Caleb tinggal di Blacksburg, VA.
United States

Daniel Smither

Daniel Smither is a digital nomad, content writer, and SEO specialist with a long-term interest in gamelan. He is a former recipient of the Indonesian Darmasiswa scholarship at ISI Denpasar and holds an MA in Ethnomusicology from SOAS University in London.

Danker Schaareman

Danker Schaareman lahir di Delft, Belanda pada tahun 1948. Ia memulai studi di bidang musikologi, komposisi, dan piano di Universitas Utrecht pada tahun 1968, tetapi minat yang berkembang pada apa pun yang non-Eropa membawanya ke Swiss untuk belajar etnomusikologi di Universitas Basel pada tahun 1970. Tak lama kemudian, ia berkesempatan bergabung dengan tim peneliti yang mendokumentasikan musik ritual tujuh nada di Bali. Partisipasinya meliputi pengumpulan materi untuk tesis M.A dan merekam musik dengan tim musikologis. Sambil mempersiapkan tesis M.A. (1977) dan PhD (1982), ia sering bepergian antara Basel dan Bali. Setelah beberapa perjalanan penelitian tambahan pada tahun sembilan belas delapan puluhan dan awal sembilan puluhan, ia menetap di Indonesia, pertama di Karangasem, Bali, dan kemudian Bekasi, Jawa Barat, tempat tinggalnya sejak 2010. Saat ini sedang memperdalam ilmu musik ritual tujuh nada Bali dan menulis buku tentang Bali.
Jatibening Baru, Bekasi, West Java, Indonesia

I Made Panji Pradnya Adi Kusuma (Deadi)

Kertertarikan Deadi untuk terjun dalam dunia musik, khususnya musik tradisonal bali (gamelan) pada umur 9 tahun. Dia bergabung dengan sanggar yang dimana grup itu membuat dia menjadi kenal dan suka bermain gamelan. Selain itu, pengaruh lainya adalah karena lingkungannya yang dimana penduduknya hampir semua merupakan pembuat gamelan.
Lahir: 10 April 2003
Jln. Gong Gede, Gg Terompong No 1, Desa Tihingan, Klungkung, Bali, Indonesia

Pande Kadek Ega Sasdicka (Dega Pande)

Pande Kadek Ega Sasdicka, lebih dikenal dengan panggilan Dega Pande. Adapun riwayat pendidikan TK di TK Kumara Jaya Celuk, Sukawati, Gianyar (2004-2005) melanjutkan sekolah dasar di SD Negeri 6 Kawan, Bangli (2005-2011) dan SMP di SMP Negeri 2 Bangli (2011-2014). Setelah itu Dega melanjutkan sekolahnya di SMK Negeri 3 Sukawati (2014-2017) dan menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Denpasar (2017-2021). Dega berkecimpung di gamelan berawal dari sejak kelas 5 SD yang direkrut oleh komunitas yang berada di Desa Tegallalang, Kawan, Bangli. Dari sana awal mula Dega tertarik dengan gamelan, hingga pada tahun 2013 di ajak untuk ikut serta menjadi pemain Gong Kebyar Anak-anak Kabupaten Bangli. Pada tahun 2016 diajak sebagai pemain Balaganjur Kabupaten Bangli, pada tahun 2019 sebagai pemain iringan Taman Penasar Kabupaten Bangli dan dipercayai untuk mengaransemen gamelan di Lagu Pop Bali wakil Kabupaten Bangli. Di Tahun 2021 sebagai pemain gamelan pengiring Barong Duta Kabupaten Bangli, dan di Tahun 2022 dipercayai untuk menggarap Fragmentari dan Kolaborasi Gong Kebyar Dewasa dengan Anak-anak wakil Kabupaten Bangli serta menggarap iringan Taman Penasar Kabupaten Bangli. Pada tahun yang sama Dega juga menggarap Balaganjur dalam acara Kirab Pusaka Lembur Pakuan di Subang, Jawa Barat.
Desa Tegallalang, Kelurahan Kawan, Bangli, Bali, Indonesia

I Kadek Hendra Dwiantara (Dek Endra)

Ketertarikan Dek Endra dengan musik sejak dari umur 5thn. Dia mulai menekuni dunia musik/gamelan bali sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Dek Endra ikut komunitas gamelan di desanya sendiri, dan bahkan melanjutkan studi di bidang seni musik/gamelan. Saat ini dia masih menekuni musik/gamelan, karena ini adalah hidupnya.
Lahir: 13 Mei 2002
Banjar Kawan, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Indonesia

Made Pande Gangga Sentana (De Gangga)

Made Pande Gangga Sentana tertarik terhadap musik khususnya gamelan Bali karena gamelan Bali memiliki karakteristik yang unik, merdu, dan serasi. Ketiga alasan itulah yang menimbulkan ketertarikan pada dirinya terhadap musik dan gamelan Bali.
Lahir: 1 Oktober 2003
Br.Pekandelan, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, Indonesia

I Kadek Wahyu Baskara Dewangga (Dek Wahyu)

Awal mula Dek Wahyu tertarik dengan gamelan bali karena keluarganya, dari kakek, bapak, kakak dan saudara dekat yang sudah mahir dalam memainkan gamelan. Selain itu, di rumah tempat tinggalnya terdapat sanggar yang dimiliki oleh keluarga. Sejak kecil dia dididik oleh ayahnya hingga meneruskan bakatnya ke sekolah seni dan sekarang sedang menjalankan studi Karawitan di ISI Denpasar.
Lahir: 15 November 2001
Jln. Perum Taman Jimbaran III B/86, Kuta Selatan, Badung, Bali, Indonesia

I Kadek Anggara Dwianta (Dekwikne)

Ketertarikan I Kadek Anggara Dwianta terhadap musik khususnya gamelan bali karena gamelan bali mempunyai karakteristik tersendiri yang unik. Dia ingin mencoba untuk membuat karya musik lebih banyak lagi di bidang karawitan baik gamelan bali maupun di luar Bali.
Lahir: 29 Oktober 2002
Br. Anyar, Perean Kangin, Baturiti, Tabanan, Bali, Indonesia

Dewa Gede Agung Kayonanda Parikesit Pemayun (Dewa Danan)

Rasa ingin tahu pada nada, ritme, dinamika yang belum saya kuasai semuanya.
Lahir: 15 April 2002
Jalan Jempiring, Kemoning, Klungkung, Bali, Indonesia

I Putu Diva Adi Pradana (Diva)

Perjalanan Diva di dunia gamelan berawal ketika dibelikan instrumen kendang oleh bapaknya pada umur 7 tahun. Dia kemudian mengikuti grup yaitu Sanggar Pangus yang kebetulan ada di dekat rumahnya di Desa Tihingan, Klungkung. Pada tahun 2012 sampai tahun 2021 dia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Pesta Kesenian Bali (PKB) untuk mewakili gong kebyar anak-anak, lomba baleganjur anak-anak, gong kebyar dewasa, dan beberapa kegiatan lainya. Kegiatan-kegiatan tersebut memberikan pengalaman yang sangat berharga untuknya. Pada tahun 2018 dia melanjutkan pendidikan di SMK N 3 Sukawati atau KOKAR untuk mengetahui lebih dalam tentang seni khususnya karawitan Bali. Sekarang dia melanjutkan kuliah di ISI Denpasar.
Lahir: 31 Juli 2003
Dusun Tihingan, Desa Tihingan, Banjarangkan, Klungkung, Bali, Indonesia

doon quail

doon quail adalah platform untuk eksperimen suara elektronik. Para seniman, yang berbasis di antara California dan Indonesia, menciptakan karya yang terinspirasi oleh lingkungan alam dan struktur biologis. Teknik yang digunakan untuk menghasilkan audio mentah meliputi manipulasi rekaman yang ditemukan, pemrosesan sinyal pada instrumen akustik, dan sintesis digital dan analog. Suara-suara ini kemudian disusun menurut kombinasi konsep algoritmik dan firasat untuk menggagalkan batasan persepsi antara struktur musik dan kekacauan ekologis.
United States

Mas Edan (Danny Martin)

Mas Edan adalah Danny Martin: musisi elektronik, pemain gamelan, dan drummer, dari Virginia. Ia mulai belajar musik Bali dengan Gamelan Raga Kusuma pada 2008, saat di Virginia Commonwealth University, dan melanjutkan ke Institut Seni Indonesia Surakarta, Jawa Tengah, melalui beasiswa Darmasiswa Indonesia, dari 2012-13. Sejak itu ia tinggal di Surakarta, Denpasar, San Francisco, dan Virginia, yang memungkinkannya untuk terus belajar gamelan, terutama Bali, sambil mengembangkan musiknya sendiri.
United States

I Kadek Tunas Sanjaya (Emon)

I Kadek Tunas Sanjaya, atau Emon, lahir pada 9 Desember 1998. Dia adalah musisi berbakat dan seorang komposer. Ia bersekolah di SMK 3 Sukawati (KOKAR) dan baru saja mendapatkan gelar sarjanyanya di ISI Denpasar.
Br. Palak, Desa Sukawati, Kec. Gianyar, Bali, Indonesia

Erie Setiawan

Erie Setiawan lahir di Solo, 11 Januari 1984. Menamatkan pendidikan S1 Musikologi di Insititut Seni Indonesia Yogyakarta (2007). Pada 2008 ia bersama rekan-rekannya mendirikan “Art Music Today”, sebuah jejaring musik yang berfokus pada dokumentasi, informasi, edukasi, dan pengembangan audiens.
Aktifitasnya dalam dunia musik tergolong beragam, baik sebagai musikus, wartawan, penulis, produser, penyelenggara, narasumber, kurator, maupun konsultan pengembangan edukatif. Sebagai penulis Erie telah menerbitkan tulisan di sejumlah media massa cetak dan online, antara lain: Jawa Pos, Kompas, Koran Tempo, Suara Merdeka, Visual Art, Compusician News, Tirto.id, dan lain-lain. Pada tahun 2008-2010 ia bekerja sebagai redaktur di Majalah Seni Budaya “Gong”.
Ia juga merintis AMT Publisher (2013), sebuah penerbit yang berfokus pada produktivitas dan pengembangan literatur musik di Indonesia. Melalui AMT Publisher ia menulis dan menerbitkan sejumlah buku, di antaranya:Memahami Musik dan Rupa-rupa Ilmunya (2014), Intuisi Musikal (2015), Musik Untuk Kehidupan (2015), Membaca Musik dari Masa ke Masa: Katalog Literatur Musik Berbahasa Indonesia dalam 5 Dekade (2016), Dari Bunyi Ke Kata: Panduan Praktis Menulis Tentang Musik (2016), Filosofi Pendidikan Musik: Kritik dan Renungan (2017).
Buku-buku lain dalam bentuk antologi dimana ia ikut menulis antara lain: Arsipelago: Pengarsipan Seni dan Budaya Indonesia (IVAA, 2014), Terluput dan Terlupa: Musik Klasik di Masyarakat Indonesia (Yayasan Klasikkanan, 2016), Menakar Kuasa Ingatan: Catatan Kritis Festival Arsip IVAA 2017 (IVAA, 2018). Ia juga menjadi editor dan menerbitkanbuku-bukuyang ditulis oleh Suka Hardjana, Slamet A. Sjukur, Triyono Bramantyo, Vincent Mc. Dermott, dan sejumlah penulis generasi muda: Gardika Gigih, Septian Dwi Cahyo, Nyoman Triyanuartha.
Aktifitas terkini lainnya adalah menjadi pengamat musik untuk Festival Musik Tembi (2015-2018), fasilitator program musik kontemporer tahunan October Meeting (2016, 2017, 2018), kurator untuk pameran alat musik tradisi di Yogyakarta Gamelan Festival (2017), pembicara Diskusi Seni Festival Kesenian Yogyakarta (2017), dan tim artistik untuk pertunjukan pembuka Festival Arsip IVAA (2017). Selain kerap memberikan presentasi di berbagai forum musik di berbagai kota di Indonesia, ia juga menyampaikan pemikiran di forum-forum lintas negara, beberapa yang terkini antara lain di Singapura (2015), Australia (2016), Hongkong (2018).
Yogyakarta, Java, Indonesia

Evan O’Donnell

Evan O’Donnell adalah seorang musisi, komposer, penulis, dan seniman suara dari New York City, dengan latar belakang pop/rock, R&B, DIY dan indie, lo-fi, garage punk, noise, dan musik eksperimental. O’Donnell juga telah mempelajari gamelan selama lebih dari satu dekade, termasuk beasiswa Darmasiswa selama setahun di Bali dari tahun 2015-16, dan partisipasi dalam kelompok-kelompok Amerika seperti Gamelan Dharma Swara dan Gamelan Sekar Jaya. Proyek saat ini termasuk Ground Demons—eksplorasi berkelanjutan dari batas bawah sadar produksi suara, dan dampak dari pandangan dunia animistik pada budaya kontemporer. Sekar DMN adalah cabang dari proyek ini, menerapkan ide-ide ini pada penggabungan logam, gamelan, rekaman lapangan, dan kebisingan.
Brooklyn, New York, United States
User image

Evan Gilman

Evan Gilman adalah penggemar gamelan dan penikmat kopi yang saat ini berdomisili di California, Amerika Serikat.

Fahmi Mursyid

Fahmi Mursyid adalah seorang musisi, komposer, perancang suara dan produser kontemporer yang berbasis di Bandung, Indonesia. Dia mulai merilis rekaman di bawah berbagai moniker dan label pada tahun 2011. Dia menggunakan benda-benda yang ditemukan (instrumen akustik dan elektronik) dan komputer untuk membuat suara elektronik glitchy, berbasis sampel, granular yang disintesis, berkilauan, berputar-putar yang mengekspresikan berbagai macam musikalitas yang kompleks dan sederhana. Dia juga tertarik menggunakan suara lingkungan / foley untuk mengekspresikan ide musiknya. Bayangkan instrumen akustik yang dipisahkan dari klise dan keterbatasan fisik dalam bermain, membentuk bahasa musik alternatif baru yang berani.
Bandung, West Java, Indonesia

I Komang Galang Widnyana (Galang)

Ketertarikan I Komang Galang Widnyana terhadap musik sangatlah tinggi karena dari kecil hidup di lingkungan seni yang dimana membuatnya sulit lepas dengan musik khususnya gamelan. Dengan bermain gamelan ataupun mendengarkan sebuah musik, dia mendapatkan sebuah dorongan atau rangsangan yang mengakibatkan pikiran, emosi, dan perasaan tenang dan senang. Hal lain yang membuatnya tertarik dengan gamelan atau musik karena banyak misteri atau hal-hal yang tidak terduga didalamnya.
Lahir: 25 September 2001
Br. Pekandelan, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, Indonesia

Gamelan Bike Bike

Gamelan Bike Bike mengambil inspirasi musiknya dari Bali, Indonesia dan bahan bakunya dari besi tua bekas di Vancouver. Didirikan pada tahun 2012, instrumen grup ini dibuat dari berbagai besi tua, termasuk lebih dari 100 rangka sepeda bekas, yang diubah menjadi metalofon dan gong yang disetel. Ansambel ini didedikasikan untuk menampilkan musik baru untuk gamelan, termasuk komposisi terbaru dari komposer tamu I Putu Gede Sukaryana (Balot) dari Bali. Ansambel ini telah menampilkan pertunjukan dengan Western Front, Vancouver New Music, and the Vancouver Folk Music Festival, dan pada tahun 2017 merilis Hi-Ten, sebuah album karya original. Ansambel Gamelan Bike Bike saat ini berbasis di Hadden Park Fieldhouse sebagai bagian dari residensi Publik Secrets dengan Vancouver Park Board dan secara teratur menawarkan lokakarya dan pertunjukan kepada masyarakat.
Publik Secrets, 1015 Maple St, Vancouver, B.C.. Canada

Gamelan Pesel

Gamelan Pesel adalah gamelan baru berdasarkan dua ansambel ikonik Semar Pegulingan dan Selonding. Pesel, “menjadi/dijadikan satu,” menunjuk pada kapasitas yang dimiliki ansambel ini untuk menyatukan pemain dan penonton. Pesel juga merupakan gabungan dari kata Pegulingan dan Selonding.
Br. Kehen, Desa Kesiman, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali, Indonesia

Gavin Ryan

Berasal dari Payson, Utah, Gavin Ryan telah tampil di seluruh Amerika Serikat, serta Indonesia, Jepang, Korea, Filipina, Haiti, dan Cina. Ia mendirikan dan mengarahkan Gamelan Madu Kencana, sebuah komunitas gamelan Bali yang berbasis di Provo. Dia tampil dan merekam secara teratur dengan grup yang beragam seperti Utah Symphony, Book On Tape Worm, MT Pit, House of Lewis, NOVA Chamber Music, Salt Lake City 7, dan Bones Jugs. Dari tahun 2016-2017, Ryan menjadi Fulbright Fellow yang meneliti gamelan selonding di Bali, Indonesia. Dia saat ini mengajar perkusi di Utah Valley University. Dia adalah salah satu dari empat rekan untuk tahun perdana dari Utah Performing Arts Fellowship.
United States

George Rahi

George Rahi (lahir 1987, Philadelphia) adalah seniman interdisipliner yang berbasis di Vancouver, wilayah Coast Salish tanpa batas. Karyanya meliputi instalasi, pembuatan instrumen, komposisi, pertunjukan solo + ansambel, dan karya untuk radio, teater + ruang publik. Presentasi terbaru termasuk Artificial Sonification (Matera), SPEKTRUM (Berlin), Stasiun Kunst Sankt Peter (Cologne), Festival Fusebox (Austin), Vancouver New Music, dan Regenerative Feedback Festival (Rotterdam). Dia telah menjadi seniman residensi EMS di Stockholm (2019), Locus Sonus Research Group di Marseille (2021), dan arsitektur hcma di Vancouver (2022). Dia adalah salah satu pendiri dan pembuat instrumen untuk Gamelan Bike Bike dan memegang gelar MFA dari Universitas Simon Fraser.
Vancouver, Canada
User image

I Putu Restu Andika (Gedepudel)

Semua orang pastinya merasakan jika kata “ketertarikan” sudah muncul sejak masa kanak-kanak dan sudah bisa mengeksekusinya untuk kesenangan pada masa itu. Ketertarikan-ketertarikan tersebut menjadi dasar dan dimulainya keaktifan dan keikutsertaan dalam dunia seni yang pada saat itu ditonjolkan ialah gambelan Bali. Tekun dan menekuni dilakukan dibawah naungan seorang kakek yang selalu membimbing untuk suatu capaian dengan tujuan yang sangat rinci. Perjalanan terus dirasakan dari mengikuti suatu komonitas sehingga melanjutkan ke ranah akademik yaitu sistem pembelajaran sekolah menengah dengan jurusan karawitan SMK NEGERI 3 SUKAWATI manjadi sorotan pada saat itu. Ilmu demi ilmu dan pengalaman demi pengalaman didapatkan pada waktu penekunan dalam bidang karawitan. Besarnya keinginan dalam menekuni bidang karawitan tersebut dilanjutkan ke ranah akademik lanjutanya di ISI Denpasar.
Lahir: 30 April 2001
Br.Dukuh Sengguan Munggu, Mengwi, Badung, Bali, Indonesia

I Gede Putu Gita Kumara Putra (Gestok)

I Gede Putu Putra Gita Kumara, alias Gestok, mulai bermain gamelan di sekolah dasar. Instrumennya, tingklik bambu. Pengalaman pertamanya mengarang adalah membuat iringan tari anak-anak Barong Bangkung, dan pada usia 15 tahun dia sudah mulai mengarang untuk ansambel baleganjur. Sebagai mahasiswa di Universitas Hindu Indonesia, ia memilih untuk memfokuskan studinya pada musik. Komposisinya termasuk BaliCongJava dan Prawira Jayaning Mangupraja.
Br. Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali, Indonesia

Glibly Ninja

Glibly Ninja adalah proyek musik elektronik solo Billy Anjing, seorang seniman kolase dan gitaris dari band punk d-beat Kontrasosial. Serangan menderunya menggabungkan serangan teknologi industri yang memalu, kolase suara yang dipotong, dan pola kebisingan yang berirama; saat ia membedah dan mengarahkan kembali frekuensi suara apa pun yang membuatnya tertarik. Karena kecintaan pada musik punk yang ganas dan lantai dansa yang riuh, proyek eksperimental ini adalah pertemuan antara kegilaan mosh yang keras dengan ketukan yang suram dan membingungkan. Lahir dan besar di Bandung, Jawa Barat, Indonesia; Billy sekarang tinggal di Bali dan menjadi bagian dari kelompok eksperimen kebisingan Chaos Non Musica.
Indonesia

Global Forest

Sankt Georgen, Germany

Glochids

Glochids adalah James Roemer, saat ini berbasis di Oakland, California, AS, berasal dari gurun Sonora di Arizona.
Oakland, California, United States

Goh Lee Kwang

Sederhananya, Goh Lee Kwang telah menghabiskan hampir 20 tahun membuat musik yang menentang deskripsi. Karya-karyanya telah mencakup berbagai macam rekaman avant-garde, elektronik dan field recording.
Goh telah melakukan tur / tampil secara internasional di festival seni dan musik kontemporer di kota-kota Asia dan Eropa seperti Auckland, Wellington, Sydney, Canberra, Shanghai, Taipei, Kaohsiung, Manila, Jakarta, Kuala Lumpur, Penang, Singapura, Bangkok, New Delhi , Dublin, London, Stockholm, Madrid, Barcelona, Ljubljana, Amsterdam, Rotterdam, Budapest, Berlin, Hamburg, Zürich, Jenewa, dan Paris.
Pameran tunggal pertamanya, ‘Sound, Video, Visual, Media and Installation‘, ditampilkan di 2 tempat: National Art Gallery (kemudian berganti nama menjadi National Visual Art Gallery) dan R.A.P. (Rumah Air Panas) di Kuala Lumpur, Malaysia 2005; pameran tunggal keduanya, ‘Good Vibrations‘, ditampilkan di 3 tempat, REKA Art Space, Kuala Lumpur, Malaysia 2007; Fluctuating Images, Stuttgart and Künstlerhäuser Worpswede, Worpswede, Germany 2008. Pada tahun 2009, pameran satu orang ketiganya, ‘Wiring‘, termasuk video berdurasi 30 menit, pertunjukan langsung, 2 video pendek (diputar), beberapa gambar dan sebuah potongan suara (WAVER). Pameran berlangsung di Findars Space dan KLPAC (Kuala Lumpur Performing Arts Center), keduanya di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada tahun 2012, ia mengadakan pameran tunggal lagi di Findars Art Space, menampilkan 3 potongan suara, 1 video saluran tunggal, gambar di dinding, dan pertunjukan pembukaan interaktif dengan penonton.
Goh adalah penerima berbagai penghargaan, termasuk Akademie Schloss Solitude Fellowship, Stuttgart, Jerman pada 2004 -2005, Klangraum Fellowship, Krems, Austria pada 2006 dan Künstlerhäuser Worpswede Fellowship 2008. Program jangka pendek Artist-In-Residency lainnya termasuk KHOJ, New Delhi, India 2006; STEIM, Amsterdam, Belanda 2007 dan 2010; WORM, Rotterdam, Belanda 2007, dan Green Pepaya, Manila, Filipina 2007.
Goh adalah pendiri Switch ON, sebuah platform untuk seni elektronik di Kuala Lumpur, Malaysia. Goh juga pendiri Herbal, label penerbitan CD musik, Herbal merilis rekaman oleh Eric Cordier, Eric La Casa, Jean-Luc Guionnet, Cédric Peyronnet, Beequeen, Roel Meelkop, Sabine Ercklentz, Andrea Neumann, Jason Kahn, Zbigniew Karkowski dan banyak lainnya. Goh saat ini tinggal dan bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kuala Lumpur, Malaysia

Graham Dunning

Graham Dunning [b. 1981] adalah seorang seniman dan musisi yang tidak mempelajari disiplin akademis. Karya langsungnya mengeksplorasi suara sebagai tekstur, timbre dan sesuatu yang taktil, menggambar pada produksi di kamar tidur, mengutak-atik dan mendaur ulang benda-benda yang ditemukan. Ia juga menciptakan karya visual, video, dan gambar instalasi dengan tema-tema ini. Sebagian besar karyanya berkembang melalui eksperimen dengan proses yang berbeda: mempertimbangkan metode suara menjadi musik; proses sebagai kontinum yang mencakup metode improvisasi dan prosedural; dan menguji proses analog di berbagai media. Graham telah tampil solo dan dalam ansambel di seluruh Inggris, Eropa dan Kanada, dan dipamerkan di Inggris, Eropa, Selandia Baru dan Amerika Serikat. Dia mengajar Experimental Sound Art di Mary Ward Centre di London dan juga memberikan berbagai lokakarya independen. Dia telah merilis melalui Entr’acte, Seagrave, Tombed Visions dan banyak lagi.
Sebagai seorang seniman saya membuat sesuatu dalam berbagai format yang berbeda, tetapi umumnya berkaitan dengan suara atau benda-benda yang ditemukan. Latar belakang saya adalah musik eksperimental dan ini berlanjut ke seni yang saya buat dan bagaimana saya melakukannya. Saya menggunakan eksperimen dan bermain sebagai bagian utama dari proses pembuatan saya. Saya juga suka menetapkan sendiri batasan untuk proyek saya seperti cara eksperimen ilmiah dilakukan. Kebisingan – seperti suara kaset atau desisan pita – sering kali muncul dalam pekerjaan saya, dan padanan visual dalam kotoran, debu, atau pembusukan. Saya sering mencoba dan mengulangi proses visual dengan audio, dan sebaliknya. Pekerjaan saya mengeksplorasi waktu dan peringatan: Bagaimana orang menyimpan kenangan mereka, dalam arsip pribadi – foto, jurnal audio, catatan tempel – dan apa yang terjadi dengan arsip tersebut. Saya menemukan benda-benda yang dibuang menarik dalam diri mereka, untuk cerita yang mereka sarankan atau yang dapat dibaca di dalamnya. Mengumpulkan sesuatu selalu menjadi daya tarik bagi saya, baik untuk dilakukan sendiri maupun melihat cara orang lain melakukannya.
Untuk pemesanan atau informasi lebih lanjut silahkan hubungi: gndunning@gmail.com
United Kingdom

Gregory Samek

Greg Samek menikmati minum terlalu banyak espresso, mendengarkan white noise, dan mengendarai sepedanya dengan sangat cepat menuruni bukit.
Canada

I Gusti Made Darma Putra (Gunk Ade)

Gunk Ade adalah seniman pertunjukan Bali yang mengkhususkan diri dalam gamelan dan wayang kulit. Sebagai dalang, ia sering mengarang dan mementaskan karya-karyanya sendiri. Dia telah menciptakan banyak wayang kulit dimana dia menulis cerita, iringan musik, dan vokal seorang diri.
Jalan Majapahit, Gang Suli 11, Kuta, Kab. Badung, Bali, Indonesia

Ida Bagus Hery Yoga Permadi (Gus Hery)

Ida Bagus Hery Yoga Permadi, A.K.A Gus Hery, mulai bermain gamelan Bali pada usia 10 tahun ketika ia bergabung dengan ansambel baleganjur di sekolah. Setelah lebih dari 9 tahun bergelut dengan seni ia memutuskan untuk belajar musik secara formal di Universitas Hindu Indonesia. Di sana keingintahuannya terhadap seni tumbuh secara signifikan seperti halnya hasratnya terhadap gamelan. Karya-karyanya untuk gamelan antara lain Water Way, Pranajiwa, serta berbagai karya untuk baleganjur.
Br. Kedua, Desa Baha, Kec. Mengwi, Kab. Badung, Bali, Indonesia

Ida Bagus Pradnyananta Arimbawa (Gustu)

Kertertarikan Ida Bagus Pradnyananta Arimbawa untuk terjun dalam dunia musik berawal dari kakeknya. Beliau merupakan seorang seniman yang menjadi panutan dalam menekuni seni khususnya gamelan. Seiring berjalannya waktu, berbagai proses telah Gustu alami sehingga dibalik proses tersebut dia mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, yang dimana dapat disimpulkan bahwa musik itu bukan hanya sekedar membahas tentang musik.
Lahir: 3 Desember 2001
Jln. Kalantaka, No. 14, Sengguan Kawan, Gianyar, Bali, Indonesia

Ida Bagus Putu Pradnyana Putra (Gustu)

Ida Bagus Putu Pradnyana Putra (Gustu) adalah anak pertama dari pasangan Ida Bagus Suaryadana dan Agung Ayu utu Suwartini dan lahir di Negara pada tanggal 20 Agustus 1993. Ketertarikan pada dunia gamelan dimulai pada usia 4 tahun, dan pada usia 8 tahun ia sudah berpartisipasi dalam acara pentas seni di daerah sekitarnya. Orang tuanya tidak memberinya izin untuk mengejar karir musik, jadi dia mendaftar di ISI Denpasar secara rahasia dengan uangnya sendiri. Dia terus aktif dalam seni pertunjukan.
Lingkungan Baler Bale Agung, Kel. Tegalcangkring, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali, Indonesia

Invite the Infinite

Invite the infinite adalah proyek seni multidisiplin yang menggabungkan produksi, found sound, videografi, musik gamelan, dan improvisasi perangkat keras elektronik. Ini adalah karya produser/musisi tunggal tanpa lokasi atau rumah tetap.
United States

Jagajaga

JAGAJAGA lahir pada tahun 2017, didorong oleh semangat kolektif Chaos Non Musica yang muncul setahun sebelumnya. Keinginan untuk mengenal orang-orang dalam satu scene yang sama dan semangat untuk menyelenggarakan gigs oleh dan untuk teman-teman di ranah musik eksperimental menjadi inspirasi utama pembentukan karakter JAGAJAGA dalam bermusik. Denyut kolektif ini menjaga pintu eksplorasinya dalam musik agar tetap terbuka dan mendorongnya untuk berkreasi tanpa batasan genre.
Proyek ego Pierre Alvian ini telah merilis beberapa EP, termasuk No Godz No Masteringz (Ohoi Recs, 2018) dan FUNKOT666 (Self-Released, 2019). Saat ini, ia sedang dalam proses menciptakan beberapa single kolaboratif dengan rekan seperjuangannya. JAGAJAGA juga merupakan otak di balik Justincase, sebuah proyek pemilih musik yang menyalurkan energi dari lantai dansa yang sama melalui gaya yang berbeda.
Bali, Indonesia

Yan Priya Kumara Janardhana (Janu)

Ketertarikan Janu pada gamelan muncul pada usia 3 tahun ketika ia mulai belajar sendiri lagu-lagu tradisional. Pada usia 17 tahun ia sudah mengarang untuk Pesta Kesenian Bali (PKB) dan pada usia 20 tahun ia mulai tertarik dengan gamelan ke ISI Denpasar. Di ISI ia berkesempatan mewakili Bali di Pekan Komponis Indonesia 2013. Karyanya untuk acara yang bertajuk Simpang Siur itu dibawakan oleh kuartet gesek (rebab, mandolin, penting, dan biola). Pada tahun 2014 salah satu karyanya yang memadukan semaradhana dan paduan suara besar ditampilkan di Christmas Charity Concert bekerjasama dengan Orkestra IMUTA (Indonesia Music Talent). Kemudian pada tahun yang sama ia menciptakan sebuah karya minimalis untuk gong gede saih pitu dan pada tahun 2015 sebuah komposisi untuk beberapa gamelan menggunakan sistem tuning yang berbeda, yang berjudul Kamuflase.
Br. Dukuh , Desa Penebel, Kec. Penebel, Kab. Tabanan, Bali, Indonesia

Jared Knight

Jared Knight adalah seorang komposer dan pemain musik akustik dan elektroakustik progresif. Musiknya dicirikan oleh ritme yang terputus-putus dan saling terkait; harmoni yang diperluas dan melodi sudut; tekstur glitch dan soundscape; dan bertahap, pengembangan aditif. Jared adalah advokat kuat untuk pluralisme musik dan menarik inspirasi dari berbagai pengaruh musik, termasuk indie dan rock alternatif, funk, jazz, minimalis dan post-minimalisme, metal progresif, hip-hop, dan EDM. Seorang pemain musik kontemporer yang rajin, Jared menggubah dan memainkan keyboard di band brain-funk Emergency Stopping Only. Band ini juga menampilkan pemain saksofon Leonardo Escobar, pemain biola KeAndra Harris, bassis Joe Warnecke, dan drummer Collin McFadden. Ansambel ini berencana untuk merilis album debutnya pada tahun 2020. Jared saat ini mengejar gelar Master of Music ganda dalam Komposisi dan Teknologi Musik Intermedia di University of Oregon School of Music and Dance, di mana ia belajar dengan komposer David Crumb, Robert Kyr, dan Jeffery Stolet . Jared menerima gelar Bachelor of Music in Composition dari Boise State University pada Agustus 2018, di mana guru utamanya termasuk komposer David Biedenbender, Sam L. Richards, Eric Alexander, J. Wallis Bratt; dan pianis Del Parkinson.
Eugene, Oregon, United States

I Nyoman Adi Suardita (Jaya Nyomane)

Jaya Nyomane adalah seorang komposer yang telah memberikan kontribusi komposisi untuk acara seni di seluruh Bali. Karya-karyanya di dunia gamelan sudah terkenal. Selain mengarang, ia juga mulai menciptakan instrumen baru.
Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia

I Putu Suta Muliartawan (Jo)

I Putu Suta Muliartawan, A.K.A Jo lahir di desa Kerambitan, Kab. Tabanan pada 10 Maret 1993. Ia mulai bermain gamelan pada usia 5 tahun ketika ia bergabung dengan Sekaa Gong Putra Jaya. Ia pernah mengikuti lomba gong kebyar anak-anak pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2011 dan lomba dewasa 2013 dan 2014. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan S1 di ISI Denpasar. Komposisinya untuk ujian akhir diwujudkan dengan mengubah kubus Rubik menjadi bentuk musik kontemporer menggunakan poliritme. Karya tersebut dipentaskan pada wayang gender besi dengan jepitan yang dilekatkan pada setiap tuts untuk mengubah warna nadanya.
Br. Tengah Kawan, Desa Kerambitan, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan, Bali, Indonesia

Jonathan Adams

Jonathan Adams adalah seorang etnomusikolog, musisi elektronik, dan seniman visual dengan minat yang luas pada musik Bali. Pengalamannya meliputi studi formal tentang musik ritual dan istana yang sudah lama ada, partisipasi dalam pertunjukan karya-karya baru dan inovatif, serta pembuatan dan penyetelan instrumen. Sampai saat ini, ia telah menghabiskan 5+ tahun tinggal di Indonesia. Ini termasuk masa tinggal satu tahun (2007/2008) yang didukung oleh program Darmasiswa Indonesia; dan empat tahun tinggal (2013-2017) yang melibatkan penelitian tentang musik tujuh nada yang terkait dengan puisi Jawa-Bali, membantu program pendidikan pengalaman di School for International Training, dan ikut mendirikan Insitu Recordings. Ia menerima gelar BA dalam Etnomusikologi dan Perbandingan Agama dari University of Washington pada tahun 2007, di mana ia juga mempelopori realisasi gamelan 9 nada inovatif yang dikembangkan oleh I Wayan Sinti, yang disebut Siwa Nada. Dia memegang gelar Ph.D. dalam Etnomusikologi dari University of British Columbia (2021) dan saat ini menjadi asisten profesor di University of Tennessee, Knoxville. Penelitiannya telah didukung oleh American Institute for Indonesian Studies (Henry Luce Fellowship 2014), Tina and Morris Wagner Foundation Fellowship (2014-2015), dan Elsie and Audrey Jang Scholarship in Cultural Diversity and Harmony (2017-2018).
Knoxville, Tennessee, United States

I Putu Juni Suta Widnyana (Junik)

I Putu Juni Suta Widnyana (Junik) lahir di Pancardawa pada 9 Juni 1997, merupakan anak pertama dari pasangan I Gede Arsa dan Ni Ketut Artini. Ketertarikannya pada gamelan jegog dimulai pada usia 7 tahun, dan pada usia 14 tahun ia sudah mengikuti acara gong kebyar di Pesta Kesenian Bali (PKB). Sejak itu ia mengikuti lomba jegog, baleganjur, dan gong kebyar di festival-festival di Jembrana dan PKB. Awalnya hanya sekedar hobi, dorongan dari orang tuanya membuatnya terus mengembangkan pengetahuannya tentang gamelan, terutama tentang gaya-gaya dari daerahnya sendiri.
Lingkungan Pancarawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, Indonesia

Justin Ronald Devries

Justin Devries adalah seorang musisi yang tinggal di wilayah tradisional tanpa batas dari Bangsa xʷməθkʷəy̓əm (Musqueam), Sḵwx̱wú7mesh (Squamish), dan səlilwətaɬ (Tsleil-Waututh) (atau dikenal sebagai Vancouver, Kanada). Dia saat ini sedang mengerjakan gelar master dalam sejarah menjelajahi persimpangan aliran budaya dan ekonomi di sekitar Lingkar Pasifik ke Vancouver dari tahun 1960-an hingga 1980-an dengan berfokus pada karya komposer Martin Bartlett. Dia juga telah menghabiskan lebih dari satu dekade tampil sebagai pemain perkusi baik lokal maupun internasional untuk sejumlah kelompok yang berbeda dan terus menciptakan musik baru untuk ansambel kecil yang sebagian terinspirasi oleh pengalaman dan studinya dalam musik Bali.
Vancouver, Canada

I Kadek Divananditya (Kadek)

Ketertarikan saya terhadap musik berawal dari melihat seseorang yang bermain musik dimana orang tersebut memainkanya dengan menggunakan rasa. Dari pengamatan itulah muncul keinginan saya untuk terjun ke dunia musik dan ingin mencobanya. Syukur sampai sekarang saya masih suka dengan musik.
Lahir: 26 April 2002
Br. Dajan Rurung, Batuyang, Gianyar, Bali, Indonesia

Kawamura Koheisai (Kohey)

Kawamura Koheisai (Kohey) adalah pemain wayang kulit, komposer, musisi, dan pelukis dari Jepang. Ia mulai belajar seni pertunjukan Bali pada tahun 1999, dan saat ini menjadi direktur grup gamelan Jepang Taikuh Jikang yang telah tampil di banyak tempat termasuk Museum Topeng Bali pada tahun 2012. Ia telah berkolaborasi dengan banyak seniman ternama Indonesia, seperti Sanggar Cudamani, Sanggar Ceraken, Didik Nini Towok, dan lain-lain. Pada tahun 2016, ia dianugerahi hibah seni dari Gotoh Memorial Foundation Jepang.
2-14-15 Zempukuji, Suginami, Tokyo, Japan

I Komang Kosil (Komang)

I Komang Kosil merupakan seniman berbakat yang lahir di Desa Munduk, Buleleng. Dia sangat aktif berkesenian dan sering terlibat dalam festival-festival kesenian. Sebagai anak dari seniman ternama Bali, I Made Terip, saat ini dia memimpin Sanggar Tripittaka yang aktif dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan kesenian Bali.

KrauSmaelyP

KrauSmaelyP adalah proyek sampingan dari duo Krausen-Ypsmael (juga KYD), yang menambahkan manipulasi suara berbasis freeware dan breakbeat yang dimainkan secara langsung ke palet sonik duo. Duo ini berbasis di Munich dan telah aktif di dunia musik improvisasi sejak 2013. Stefan Krausen memainkan drum dan perkusi, Ypsmael memainkan elektronik live dan berbagai instrumen lainnya termasuk instrumen perkusi buatan sendiri yang melibatkan gong dan elektronik.
Germany

Kvien and Sommer

Kvien & Sommer dari Bergen, Norwegia mencakup pendekatan dan metode yang berbeda. Capaian melampaui tag genre dan adegan internasional, rekaman mereka adalah racun bertekstur kaya dari getaran gema yang dalam, pulsa pentahapan, dan setengah melodi yang sangat adiktif – perjalanan yang tepat dengan kejutan yang tersembunyi di dalamnya.
Kvien adalah Mari Kvien Brunvoll, salah satu improvisasi dan suara terbaik di negara ini. Setelah baru-baru ini mendapatkan basis penggemar yang tidak terduga di antara pengikut Ricardo Villalobos setelah “Everywhere You Go” remix 12″, Mari tidak pernah berhenti memukau dan menginspirasi. Lulusan Grieg Academy di Bergen, Brunvoll telah tampil solo dan berkelompok di beberapa klub dan festival jazz terbaik Eropa dan merilis album pada label seperti Jazzland Recordings dan Hubro.
Sommer adalah Espen Sommer Eide, seorang komposer dan musisi yang juga banyak terlibat dalam kancah musik eksperimental Bergen. Dia adalah orang di balik mahakarya elektronik solo untuk Rune Grammofon sebagai Phonophani; dan juga 1/2 dari grup legendaris Alog. Espen bukan hanya multi-instrumentalis, tetapi juga pembuat instrumen dan terkenal dengan pencampuran instrumen langsung dan suara alami dengan sinyal elektronik / digital murni.
Bergen, Norway

Lai Tsung-Yun

Lai Tsung-Yun, kurator dari Lacking Sound Festival, menyajikan contoh praksis interaktif audiovisual, menyatukan sebagian besar gambar tanpa bentuk dan rekaman lapangan dari eksentrisitas dan hiruk pikuk. Menggabungkan suara campuran dan nada uji oversampling, eksperimen suaranya memberi pendengar pemahaman mendalam ke dalam lanskap suara yang penuh teka-teki. Lai Tsung-Yun telah mengkurasi Lacking Sound Festival sejak 2013, yang merupakan festival pertunjukan seni suara paling terkenal di Taiwan. Sekarang di tahun kesepuluh, Lacking Sound Festival telah menyelenggarakan lebih dari seratus pertunjukan seni suara yang berbeda sejak tahun 2007. Festival ini mempromosikan acara seni suara di Taiwan dan secara aktif bekerja dengan kelompok seniman suara dari luar negeri.
Taiwan

Laurent Bellemare (Loreng)

Laurent Bellemare adalah penggemar musik dan musisi dari Montreal, Kanada. Dia baru saja menyelesaikan gelar master di bidang Musikologi di Universitas Montreal, mengikuti gelar sarjana di bidang itu, program drum jazz dua tahun di Cégep de Saint-Laurent. Di luar lingkungan akademis, ia aktif dalam musik metal ekstrim, eksperimental dan non-barat sebagai drummer, perkusi dan/atau vokalis. Beberapa proyek yang ia ikuti antara lain Growlers Choir, Kumpa’nia, Chthe’ilist dan Gamelan Giri Kedaton. Selain musik, Laurent memiliki minat dalam bahasa, film, memasak, dan fiksi ilmiah.
Montréal, Quebec, Canada
User image

Liani MK

Liani MK adalah asisten produser/penulis film yang mengotak-atik seni, capoeira, dan gamelan di waktu luangnya.

LDGU (Paolo Rossi)

Ldgu (1985, Italy). Karya Ldgu berkisar dari musik eksperimental hingga rekaman lapangan. Musisi otodidak, ia awalnya terlibat dalam kancah underground Bologna (2004/2013). Label rekaman pertamanya, Lil Pitch Records, berfokus pada budaya sistem suara Inggris dan Amerika Serikat seperti hip-hop, dubstep, dan gerak kaki: DJ Earl, The Host, Clap! Clap!, dan DJ Pinch termasuk di antara yang dirilis oleh Lil Pitch. Pada 2013/2015 ia pindah ke Surakarta, di mana ia belajar karawitan, jaranan, dan musik drone orang Kayon dan Kenyah Kalimantan. Selama tinggal di Jawa Tengah, ia juga mendapat kesempatan untuk mengembangkan teknik improvisasinya berkat studi yang dilakukan bersama Prapto Suryodarmo dan Mugiyono Kasido, master tari Jawa kontemporer. Belakangan ini, dia merilis album melalui label barunya, Tresno Records. Karya-karyanya telah disiarkan oleh BBC, Rinse FM, Boiler Room, Radio NTS, Rai Radio 3, dan dibahas oleh kritikus seperti Simon Reynolds.
Italy

Lightbender (Apostolos Kastritsis)

Tolas (alias Lightbender) adalah seorang seniman yang saat ini tinggal di Athena, Yunani. Ia belajar Teknik Komputer & Informatika (Universitas Patras), Karawitan & Seni Pertunjukan (ISI Solo) dan meraih gelar Magister Seni Digital & Realitas Virtual (Sekolah Seni Rupa Athena / ATI Paris 8).
Dia tertarik pada cara manusia bereaksi terhadap perjalanan, musik, warna, bentuk, suara dan bentuk, bayangan dan cahaya, kecemasan, kompresi, puisi dan bercerita, realitas alternatif, lanskap suara virtual, seluk-beluk bawah sadar, kata-kata, ide, estetika.
Media ekspresinya bervariasi tergantung pada suasana hati saat ini… gitar bass, pensil dan tinta, elektronik, seni yang dihasilkan komputer, perkusi, akrilik, jeritan, sastra, cinta dan benci.
Athens, Greece

I Nyomang Resa Angga Nurbawa (Mang Angga)

I Nyoman Resa Angga Nurbawa (Mang Anga) lahir pada 31 Mei 1996 di Desa Pujungan, Kec. Pupuan, Kab. Tabanan. Keluarganya memiliki sejarah panjang dengan musik dan pada usia 5 tahun ia telah bergabung dengan ansambel gong kebyar. Belajar musik secara formal dimulai di sekolah tinggi seni pertunjukan SMK 3 Sukawati (KOKAR), di mana ia mendapat teman baru, mendapat pengalaman baru, dan mengenal berbagai jenis gamelan Bali. Setelah lulus dari SMK 3 Sukawati (KOKAR) ia melanjutkan pendidikannya di ISI Denpasar, dimana ia menciptakan karya untuk baleganjur. Antara 2015 dan 2016 ia menciptakan 7 karya baru untuk ansambel, salah satunya berjudul Karna Antaka.
Desa Pujungan, Kec. Pupuan, Kab. Tabanan, Bali, Indonesia

I Nyoman Triana Putra (Mang Jaran)

I Nyoman Putra Triana, alias Komang, lahir di Denpasar, 21 September 1996. Saat duduk di bangku kelas V SD, ia mulai tertarik dengan seni tari dan gamelan.
Jl. Gunung Sanghyang Gang. Singasari No. 10 Banjar Minggir, Desa Padangsambian, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar, Indonesia
User image

Minimal Violence

Minimal Violence merupakan kolaborasi antara seniman Ash Luk dan Lida Pawliuk. Duo ini, yang fokus pada produksi langsung musik elektronik melalui penggunaan perangkat keras, mesin drum, dan synth, telah tampil bersama sejak awal 2015. Mereka mendapatkan inspirasi dari karya elektronik awal dan synth minimal sambil mengintegrasikan rave Inggris yang lebih berat dan getaran hardcore . Set bernuansa asam melintasi garis antara serangan indera tanpa henti dan momen-momen kekacauan yang disorientasi disatukan oleh tendangan yang menindas dan breakbeat yang tersebar.
Vancouver, British Columbia, Canada

I Made Mondana (Mon)

Mon lahir di Kabupaten Badung pada 16 Desember 1996. Sejak kecil ia mulai mempelajari gamelan Bali, yang lambat laun menjadi aktivitas yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Mon sering mengikuti Festival Gong Kebyar se-Kabupaten, Pesta Kesenian Bali, dan bahkan mengikuti kompetisi seni tingkat nasional dan provinsi, serta berbagai acara lainnya.
Jalan Raya Padonan No. 48, Banjar Aseman Kangin, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, Indonesia

I Komang Winantara (Mang Win)

Mang Win adalah komponis muda gamelan Bali. Karirnya dimulai dengan banyak karya yang ditulis untuk gamelan baleganjur. Dia sering ditugaskan untuk menulis karya untuk komposisi baleganjur di seluruh Bali. Selain itu ia juga sering mengkomposisi iringan tari di sekolah seni di Bali.
Banjar Peninjoan, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, Indonesia
User image

Mela Melania and Jack J

Mela Melania dan Jack J adalah duo produser musik yang tinggal di Vancouver, Kanada. Mela Melania lahir di Tegucigalpa dan merupakan desainer profesional dan DJ yang pentas secara teratur di Vancouver. Dia menjadi pembawa acara Vacilando, acara radio bulanan di No Fun Radio. Jack J lahir di Sydney, Australia dan menjalankan Mood Hut Records, Libra Mix dan juga setengah dari Pender Street Steppers. Mela dan Jack telah berkolaborasi sejak 2017.
Vancouver, British Columbia, Canada
User image

Naradha Gita Entertainment #NAGi

Krobokan, Bali, Indonesia

I Nengah Jati (Nengah Jati)

I Nengah Jati merupakan seorang pemuda yg lebih suka dengan suasana sepi, terbebas dari keramaian. Tinggal sendiri di sebuah rumah yg jauh dari jalan raya, dekat sawah, tukad dan pangkung di Desa Jehem, Tembuku, Bangli.

NLS (Jimmy Howe)

Semuanya dimulai ketika saya bertemu istri saya dan melihat kembali pada tahun 2010 sebagai versi 60 resume di flip saya. Sekarang kembali ke masa beberapa tahun yang lalu ketika saya tinggal di Tokyo pada saat itu. Saya mencoba mendapatkan inspirasi dengan membangun situs web dan blog.
Saat itu saya membuat situs web yang disebut “theatre of the blind dot net” dan saya berkeliling Tokyo untuk bertemu dengan orang-orang kreatif dalam seni digital dan tepat sebelum saya berangkat ke Tokyo, saya menghabiskan akhir pekan dengan menjadi vj di dance club bawah tanah di Hong Kong hanya untuk beberapa bulan. Saya akan diberikan pekerjaan dengan salah satu fotografer top di kota pada saat itu, tetapi pilihan saya mengubah perjalanan saya menjadi dunia visual dan suara.
Setelah empat tahun membuat film dokumenter visual bolak-balik antar kota dan mulai membuat musik pada saat yang sama, perjalanan saya ke ujung dunia secara harfiah di Amerika Selatan dan kemudian kembali ke wilayah utara untuk membuat label rekaman di London. Sementara itu hanya rilis pada VJ yang mengarsipkan musik mereka dan ada beberapa saran menarik dan sukses dalam mendapatkan rekaman kami ke distributor dan keluar ke penikmat kami.
Sejak 2009 saya bermain di Clockenflap (festival musik internasional lokal) 3x kali sebagai vj yang akan memanggil saya untuk festival mungkin sebulan sebelumnya tetapi saya selalu siap. Ini hanya mungkin ketika hubungan saya berantakan dan memutuskan untuk menikah. Perjalanan visual saya mulai bersuara dan anehnya menyimpang dari storytelling dalam gambar bergerak tetapi saya menggabungkan setidaknya citra atmosfer dari input Suara; di seluruh Dunia melalui ide Musik visual.
Dan begitulah cara saya memiliki label rekaman.
Hong Kong

Putu Nova Handiyana (Nova)

Putu Nova Handiyana atau Nova lahir di Negara pada 12 November 1996 dan merupakan anak pertama dari pasangan I Ketut Arsada dan Ni Luh Budi Astri. Ketertarikannya pada gamelan dimulai pada usia 7 tahun ketika ia bergabung dengan kelompok jegog anak-anak di desanya. Sejak SMP ia sudah mulai mengikuti acara-acara di Pesta Kesenian Bali (PKB). Ia tidak berharap untuk meniti karir di bidang seni, namun seiring berjalannya waktu, ia terus bermain dan akhirnya didorong oleh orang tua, guru, dan teman-temannya untuk mengikuti program karawitan di ISI Denpasar.
Lingkungan Pancardawa, Kel. Pendem, Kab. Jembrana, Bali, Indonesia

Nusantara Arts

Nusantara Arts lahir dari pertumbuhan dan kesuksesan Buffalo Gamelan Club, sebuah kelompok informal yang berdiri sejak 2016. Nusantara Arts adalah awal dari sesuatu yang lebih besar dan lebih indah bagi sekelompok orang yang berdedikasi pada seni Indonesia. Buffalo Gamelan Club telah berkembang dalam ukuran dan apresiasi komunitas dengan pertunjukan yang sukses di Kleinhans, Artpark, dan lusinan tempat lainnya, dan dengan ratusan siswa di Buffalo mempelajari bentuk seni baru ini. Menghadapi peningkatan jumlah pertunjukan dan kelas, dan tumbuh terutama melalui penggunaan waktu sukarela, pendiri Buffalo Gamelan Club, Matt Dunning memulai proses pendirian organisasi nirlaba pada musim semi 2019. Disetujui pada musim panas 2019, dengan dewan pengurus anggota komunitas yang terlibat bersemangat untuk mendukung pertumbuhannya, Nusantara Arts sedang dalam perjalanan untuk menyebarkan musik dan budaya yang indah ini lebih jauh di Buffalo dan daerah sekitarnya.
Buffalo, New York
User image

Oscar Smith

Oscar Smith (B.Mus Composition Hons) adalah seorang komposer, vokalis profesional dan etnomusikolog pemula. Komposisi gamelannya telah dibawakan oleh Gamelan Salukat, Gamelan Çudamani, dan Sydney Conservatorium of Music Gamelan Ensemble. Selain belajar repertoar Kebyar dan Semarandana dengan para penabuh Çudamani, ia bermain dan belajar Gamelan Rindik bersama I Kadek Dedy Praetama dan I Putu Prima Putra.

I Wayan Pande Widiana (Pande)

I Wayan Pande Widiana (lahir 1993) adalah seorang musisi, komponis dan peneliti gamelan Bali. Ketertarikannya pada gamelan terinspirasi dari tradisi di Banjar Adat Pande Tunggak. Minatnya terhadap gamelan mulai ia perdalaman saat bersekolah di SMK N 3 Sukawati (2011) dan serius mendalami budaya dan komposisi gamelan saat kuliah di ISI Denpasar (2015) yang didukung oleh Beasiswa Bidik Misi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah lulus, ia pindah ke Surakarta (Jawa Tengah) untuk melanjutkan pendidikan dan mengejar gelar Magister Seni di ISI Surakarta (2019) dengan bantuan Beasiswa Unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di sana ia memperluas wawasannya tentang budaya musik Indonesia dan menyiapkan tesis berjudul Analisis Lelambatan Tabuh Dua “Taru Kencana” karya Wayan Darya. Setelah hampir tiga tahun di Jawa ia kembali ke Bali dan melanjutkan kiprahnya sebagai komposer, aktif berkontribusi dalam Pesta Kesenian Bali, sekaligus berkolaborasi dan berpartisipasi dalam acara lainnya. Saat ini, ia fokus pada Selonding Bali Aga, sebuah program penelitian dan forum pembelajaran dan penerbitan teks. Ia juga mendirikan pusat produksi selonding yang diberi nama Prapen Balung Wesi. Kecintaannya pada musik selunding diwariskan dari kerabatnya, Pande Wayan Tusan (setelah penahbisannya Sira Mpu Sri Dharmapala Vajrapani) dari Bebandem, yang meninggal dunia pada tahun 2021, dan bersama ayahnya, Wayan Widia, bekerja sama memperbaiki orkestra selunding yang hilang, terutama di Karangasem. Ia telah tampil dengan berbagai gamelan seperti gamelan gong (kebyar) dan ansambel selunding, dalam berbagai kesempatan, termasuk Pesta Kesenian Bali 2003 dan 2011. Pada tahun 2021 ia menyelenggarakan Festival Selunding Bali Aga serta seminar dan workshop musik selunding di Amlapura. Ia juga telah menerbitkan beberapa video musik selunding di Tenganan dan Bebandem.

I Komang Pasek Wijaya (Pasex)

Pasex lahir 19 Juni 1996 di desa Timuhum, Kab. Klungkung. Pada usia 12 tahun ia mengembangkan minat pada gamelan dan ini akhirnya membawanya ke sekolah menengah seni pertunjukan SMK 3 Sukawati (KOKAR) dan ISI Denpasar.
Br. Kaleran, Desa Timuhum, Kec. Banjarankan, Kab. Klungkung, Bali, Indonesia

Pak Telur

Taylor Burton adalah multi-instrumentalis dari Richmond, VA. Sebagai mantan mahasiswa Anthony Braxton dan Alvin Lucier, ia telah menghabiskan sebagian besar dari dua belas tahun terakhir mengembangkan metode alternatif komposisi dan menciptakan musik eksperimental dan tampil dengan berbagai ansambel gamelan Bali dan Jawa di AS dan Indonesia. Baru-baru ini ia tinggal di Phnom Penh, Kamboja, di mana ia telah bekerja dengan beberapa musisi lokal dan mempelajari musik tradisional Khmer, dengan minat khusus pada kecapi satu senar, kse diev.
Richmond, Virginia, United States

Peat Bogs

Peat Bogs adalah proyek suara elektronik ambient improvisasi solo dari Miles Washington (Zone Lord, Church). Moniker “Peat Bogs” sebagian terinspirasi oleh rawa gambut boreal Virginia Barat, Cranberry Glades, di mana kakek-neneknya sering membawanya di musim panas masa mudanya. Soundscapes yang dibuat oleh PB terinspirasi oleh suara alam baik dalam arti literal maupun impresionistis.
United States

Peter Barnard

Peter Barnard adalah seniman interdisipliner, yang sebagian besar bekerja dalam suara, gambar bergerak, patung dan instalasi. Sebagian besar keluarannya berkisar dari instalasi berbasis suara interaktif hingga kumpulan pahatan sambil terlibat dengan tema berulang tentang dualisme, memori, dan representasi. Lahir di London, Inggris (1987), Peter Barnard menerima gelar BA Hons dalam Seni Rupa di Winchester School of Art, University of Southampton, 2012. Sejak lulus, Barnard telah berpameran di berbagai ruang seni, galeri dan karyanya dipresentasikan di banyak pemutaran dan siaran radio. Dia telah tampil di Inggris, Amerika Serikat, Selandia Baru, Brussel, Jerman dan India. Peter Barnard saat ini tinggal dan bekerja di Buckinghamshire, Inggris.
United Kingdom

Phonophani

Phonophani adalah proyek solo dari Espen Sommer Eide, seorang komposer dan artis yang berbasis di Bergen, Norwegia.
Menggunakan musik dan suara sebagai metode dan media, praktik artistiknya melibatkan keterlibatan jangka panjang dengan lanskap, arsip, bahasa, dan ritme tertentu, dengan pendekatan eksperimental terhadap pengetahuan lokal. Selain instalasi dan pertunjukan, ia telah menjadi perwakilan terkemuka dari musik elektronik eksperimental dari Norwegia, dengan proyek utama Alog dan Phonophani, dan serangkaian rilisan pada label Rune Grammofon, dan Hubro.
Karya-karyanya telah dipamerkan dan dipentaskan di Bergen Kunsthall, Bergen Assembly, Manifesta, Marres, Henie Onstad Kunstsenter, Stedelijk Museum, De Halle Haarlem, Dark Ecology, Sonic Acts, Mutek Festival, GRM/Presences lectronique, Performa Festival, Museo Reina Sofia dan banyak lagi. Eide juga merupakan anggota dari kolektif teater/seni Verdensteatret, dengan tur dan pameran internasional yang ekstensif.
Bergen, Norway

Eman Sabudi Subandi (Putu Emon)

Putu Eman Sabudi Subandi, atau yang lebih dikenal sebagai Emon Subandi, lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan nuansa seni dan budaya Bali. Didorong oleh ayahnya, I Made Subandi, seorang maestro dalam dunia komposisi dan musik gamelan, Emon menunjukkan bakatnya dalam musik sejak masa kecil. Keterlibatannya dalam gamelan berkembang pesat di SMK Negeri 3 Sukawati dan semakin mendalam ketika ia melanjutkan pendidikan di ISI Yogyakarta, program studi etnomusikologi. Di lingkungan akademik yang penuh dengan inspirasi, Emon menjalin hubungan erat dengan berbagai musisi dan seniman, serta aktif terlibat dalam beragam proyek musik yang menarik, termasuk kontribusinya dalam album “Gamelan Cage” tahun 2012, dan karya-karyanya orisinilnya seperti “Mekale” dan “Megilak” pada tahun 2017. Salah satu pencapaian gemilangnya adalah kolaborasi seni yang luar biasa antara kesenian Noh Jepang dan tradisi seni Bali-Indonesia, yang diadakan di Tokyo pada tahun 2018. Pengakuan akan bakatnya semakin menguat saat ia dipercaya sebagai pembina dan komposer untuk Duta Gong Kebyar Anak-Anak Kabupaten Gianyar yang akan tampil di Pesta Kesenian Bali tahun ini (2024). Dengan dedikasi dan kontribusinya dalam dunia seni, Emon Subandi menjadi salah satu tokoh yang secara kuat mewakili kekayaan budaya Bali dan Indonesia secara lebih luas, sambil melanjutkan warisan seni yang didirikan oleh ayahnya di Sanggar Ceraken.

I Putu Tangkas Adi Hiranmayena (Putu Hiranmayena)

Putu Tangkas Adi Hiranmayena adalah seniman dan sarjana Indonesia yang saat ini tinggal di Amerika Serikat. Dia adalah Asisten Profesor Performance and Creativity di Grinnell College di Iowa. Penelitian dan minat artistiknya menginterogasi konsepsi diskursif tentang kebisingan melalui lensa pribumi, performativitas, kosmologi, dan politik. Sonicity Hiranmayena terletak terutama di Baleganjur, Heavy Metal, dan improvisasi bebas. Ansambelnya saat ini termasuk Gamelan Tunas Mekar (Denver, CO); Improvisatory noise/metal trio, TATWD (Urbana, IL); Trio improvisasi, PAK Yeh (Denver CO); dan duo eksperimental Bali, ghOstMiSt bersama pasangannya, Dewa Ayu Eka Putri. Dia telah menyusun, melakukan, mengadakan lokakarya, dan memberikan kuliah internasional, terutama di Amerika Serikat. Anda juga dapat menemukannya bermain skateboard, bermain tenis, dan menikmati segelas microbrew yang enak.
Bali, Indonesia/United States

I Gede Putu Resky Gita Adhi Pratista (Resky)

Lahir di Tabanan pada tanggal 4 Nopember 1996 dan mulai berinteraksi aktif dengan gamelan sejak usia 6 tahun. Gemar dan peka dengan bunyi gamelan menjadikan dirinya mendedikasikan diri untuk tekun dalam mempelajari gamelan. Pernah berpartisipasi dalam even Pesta Kesenian Bali tahun 2007, Duta Seni Pelajar mewakili Provinsi Bali pada tahun 2008, dan berbagai even kesenian lainnya. Resky lebih mengikuti kata hati yang menuntunnya untuk melanjutkan studi di ISI Denpasar pada tahun 2014. Masa studi yang sangat berkesan karena memberinya ruang untuk bertemu dan berinteraksi dengan para seniman hebat. Seluruh kawan serta guru-guru yang ditemui turut serta membentuk diri dalam dunia musik yang begitu luas. Musik, khususnya gamelan selalu menarik perhatiannya dan menjadi bagian dari perjalanan cerita hidupnya hingga kini.
Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan

Rosemainy

Rosemainy adalah seorang musisi gamelan, komposer dan pendidik. Terlatih dalam gamelan secara tradisional selama 10 tahun terakhir, Rose berharap dapat menciptakan dan berkolaborasi dengan bentuk dan praktisi seni lainnya. Didorong oleh filosofi gamelan, di mana membangun hubungan antara musisi dan musik membutuhkan lebih dari sekadar memukul nada yang tepat, Rose bercita-cita untuk naik ke rasa – bentuk estetika tertinggi dalam karawitan.
Singapore

I Putu Rudy Arthana (Rudy)

I Putu Rudy Artana (Rudy) lahir di Denpasar pada 29 Oktober 1995. Ia mengenyam pendidikan di SMK 3 Sukawati (KOKAR) dan ISI Denpasar. Dia mulai belajar gamelan di kelas 3 SD. Orang tuanya didorong untuk membawanya ke banjar setempat untuk belajar gamelan. Setelah berlatih selama beberapa waktu ia menjadi penggemar. Pada tahun kedua di SMP ia mewakili Denpasar dalam kompetisi musik tradisional, dan setelah memenangkan kompetisi, pergi ke Surabaya untuk mewakili provinsi Bali di FLS2N (Festival Kompetisi Seni Siswa Nasional). Kemudian, bersama siswa lainnya di SMK 3 Sukawati (KOKAR) ia mewakili Provinsi Bali pada ajang yang sama (FLS2N) kali ini di Medan. Sepulang dari perjalanan ia mulai mengikuti kontes musik tradisional yang diadakan oleh KEMENPORA di Jakarta. Hari ini ia terus memusatkan energinya pada musik gamelan, baik secara praktis maupun teoritis.
Jln. Hayam Wuruk Gg.15 no.4, Br. Bengkel, Denpasar, Bali, Indonesia

I Wayan Sinti (Sinti)

Banyak yang mengenal nama I Wayan Sinti sebagai seniman klasik, namun dia adalah juga seorang inovator, komposer, guru dan seniman papan atas di Bali. Sinti lahir tahun 1943 di Desa Ubung dan sudah mulai belajar vokal dan gamelan pada tahun 1957. Ketertarikan akan seni membuatnya melanjutkan sekolah di KOKAR. Karena menjadi lulusan terbaik pada saat itu, sekolah dimana tempat dia belajar mengangkatnya menjadi tenaga pengajar. Selain mengajar di Bali, Sinti juga pernah diundang ke Centre for World Music di Berkeley, Amerika dan melanjutkan pendidikan etnomusikologi di San Diego State University dan lulus dengan gelar MA dalam bidang musik. Selain aktif mengajar, Sinti juga melakukan inovasi-inovasi dalam gamelan Bali seperti membuat beberapa gamelan baru yaitu Manikasanti dan Siwa Nada. Adapun beberapa karya-karya I Wayan Sinti yaitu Lokarya, Ajnyaswari, Wilet Mayura masih digemari oleh masyarakat gamelan karena berinovasi tapi tetap memiliki akar yang kuat dari tradisi kesenian Bali.
Bali, Indonesia
Logo SMK Negeri 3 Sukawati

SMK Negeri 3 Sukawati

Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan Bali di Sukawati, Gianyar. Mereka menawarkan jurusan Seni Karawitan, Tari, Pedalangan, Musik Populer, Akomodasi Perhotelan, Tata Boga, Kecantikan dan Rambut.
Jalan Taak Indah, Batubulan, Sukawati, Gianyar
User image

Hini (Rohini Soedhwa)

Rohini Soedhwa (lahir 1993 Paramaribo, Suriname) memproduksi musik yang memadukan aspek dan ide dari berbagai genre mulai dari pop, hip-hop, EDM, dan musik dari dunia di sekitarnya. Dia suka merekam suaranya sendiri dan menggunakan pemrosesan digital untuk mengeksplorasi dan menciptakan berbagai kemungkinan dengannya. Dia memperlakukan suara sebagai elemen yang dapat bermutasi menjadi perubahan dan pola yang tak terbatas. Musiknya sering berakhir dengan hiperaktif dan gelisah. Ketukan dan frasa hiperaktif ini menonjol dalam lagu-lagu popnya. Dia biasanya menemukan ruang memikirkan tentang kemungkinan berikutnya dengan suaranya.
User image

I Made Dewa Suparta (Super)

I Dewa Made Suparta adalah seorang musisi, komposer, dan guru. Anggota pendiri Gamelan Çudamani, sebuah ansambel inovatif yang berbasis di Bali, Indonesia, Dewa telah melakukan tur internasional. Dia telah mengarahkan ansambel gamelan Bali di l’Université de Montréal dan Gamelan Giri Kedaton Montreal di Kanada, dan telah diundang sebagai artis tamu di seluruh Amerika Utara. Artist-in-residence di Conrad Grebel University College, University of Waterloo, ia mengajar kursus musik, budaya, dan komposisi Bali, dan merupakan direktur artistik dari Gamelan Bali UWaterloo dan Komunitas Gamelan Grebel.

Sanggar Ceraken

Sanggar Ceraken didirikan pada tahun 2004 di desa Batuyang, Kab. Gianyar, Bali. Kelompok ini didirikan oleh I Made Subandi yang bercita-cita menjadi sebuah kelompok yang akan menghasilkan karya-karya inovatif yang tetap mengakar kuat pada tradisi Bali, sebuah misi yang ia kaitkan dengan istilah tradisi radikal. Ceraken rutin tampil di acara-acara yang diselenggarakan baik oleh pemerintah Indonesia, seperti Pesta Kesenian Bali (PKB), maupun sering berkolaborasi dengan seniman internasional.
Jalan Batuyang, Gang Elang No.30, Desa Batubulan, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia

Sanggar Kembang Ceraki

Sanggar Kembang Ceraki adalah sebuah komunitas seniman yang mendedikasikan waktu, tenaga dan pikiranya untuk mengeksplorasi potensi-potensi yang ada di gamelan, khususnya Bali. Didirikan pada tahun 2008 di Desa Beraban Tabanan, Kembang Ceraki telah aktif dalam melakukan kegiatan seni baik di level lokal maupun international.

Sanggar Pulo Candani Wiswakarma

Museum Wiswakarma Sraya Bali Style, Desa Battubulan, Kab. Gianyar, Bali
User image

Sanggar Tripittaka

Sanggar Tripittaka merupakan sanggar seni yang berasal dari Desa Munduk, Buleleng. Sanggar ini kerap mengikuti kegiatan kesenian seperti Pesta Kesenian Bali (PKB) dan beberapa event-event lain yang diselenggarakan di Bali maupun luar Bali. Dipimpin oleh I Made Terip, sanggar ini telah menghasilkan beberapa album, Nong Cret dan Ndag Surye yang dirilis oleh Insitu Recordings. Selain rajin membuat karya-karya baru, Sanggar Tripittaka juga aktif dalam pelestarian kesenian seperti joged bumbung, grumbyung dan gamelan lainya.
Munduk, Bali, Indonesia
User image

Sarah Davachi

Sebagai komposer dan pemain musik elektroakustik, karya Sarah Davachi berkaitan dengan seluk-beluk dekat ruang aural intim, memanfaatkan durasi yang diperpanjang dan struktur harmonik sederhana yang menekankan variasi halus dalam tekstur, kompleksitas nada, fenomena psikoakustik, dan temperamen dan intonasi. Demikian pula diinformasikan oleh prinsip minimalis tahun 1960-an dan 1970-an, kecenderungan baroque ke arah suspensi akord yang bergerak lambat, dan praktik produksi eksperimental dari lingkungan studio rekaman, dalam suaranya memanifestasikan pengalaman yang mengurangi kekhawatiran akan konsonan dan disonansi dalam kemiripan yang akrab dan yang jauh. Davachi telah melakukan tur secara ekstensif di seluruh dunia dan telah berbagi panggung dengan artis seperti Grouper, London Contemporary Orchestra, William Basinski, Oren Ambarchi, Ariel Kalma, BBC Scottish Symphony Orchestra, Jessica Moss, Donald Buchla, Alessandro Cortini, Ian William Craig, Kara-lis Coverdale, Aaron Dilloway, Robert Aiki Aubrey Lowe, Ellen Arkbro, Loren Connors, Suzanne Ciani, dan pembuat film Paul Clipson. Antara 2007 dan 2017, Davachi juga mendapat kesempatan unik untuk bekerja di National Music Center di Kanada sebagai penerjemah dan pengembang konten koleksi instrumen keyboard akustik dan elektronik mereka. Dia telah mengadakan residensi seniman di The Banff Centre for the Arts (Banff, Kanada), STEIM (Amsterdam, Belanda), WORM (Rotterdam, Belanda), EMS (Stockholm, Swedia), OBORO (Montréal, Kanada), MESS (Melbourne, Australia), National Music Centre (Calgary, Kanada), dan dengan Bozzini Quartet (Montréal, Kanada). Davachi saat ini adalah kandidat doktor dalam bidang musikologi di University of California Los Angeles (UCLA) – di mana ia bekerja pada fenomenologi estetika alat musik dan timbre dalam musik populer, eksperimental, dan awal – dan berbasis di Los Angeles, California.
Los Angeles, California, United States

Sarah LeCompte-Bergeron

Sarah LeCompte-Bergeron adalah seniman yang berbasis di Montreal (Kanada). Dia mulai memainkan drum kit pada usia 6 tahun dan lulus dari Cégep du Vieux-Montréal dalam perkusi klasik pada tahun 2014, di bawah Jean-Guy Plante, pemain timpani di Orchester Métropolitain. Dia sedang menempuh studi di bidang musikologi (etno) di University of Montreal di mana dia diperkenalkan dengan komposisi elektroakustik dan bergabung dengan Gamelan Giri Kedaton. Sarah belajar gamelan di Montreal di bawah Eric Vandal dan Pierre-Emmanuel Lévesque serta di ISI Denpasar (2016-2017) dan dengan I Gusti Nyoman Darta (Komin). Pengalaman dan studi dalam perkusi klasik dan Latin, taiko drum Jepang, pipe band drumming, gamelan Jawa dan drum kit metal mempengaruhi kreasinya. Dia bermain dengan video l’Orchestre de jeux, The Black Watch of Canada dan telah membuat proyek mereka sendiri seperti Madmanmind. Selain musik, mereka juga mengejar kegiatan profesional dan studi seni visual dan akting.
Montreal, Canada

Sarati Svara

Komunitas Gamelan Sarati Svara adalah sebuah komunitas musik yang berbasis di Bebandem, Bali, Indonesia. Nama ‘Sarati’ adalah kombinasi dari akar kata ‘Sarat’ dan ‘Arti’ yang bersama-sama berarti ‘penuh makna’. ‘Svara’ diambil dari kata Sansekerta untuk suara. Oleh karena itu Sarati Svara menunjukkan suara yang sarat dengan makna. Dalam komposisi ini, setiap susunan bunyi memiliki makna struktural dan filosofis. Komunitas Gamelan Sarati Svara bertindak sebagai wadah di mana struktur musik dari era sebelumnya dapat ditemukan dan dipahami sebagai dasar komposisi musik baru saat ini. Segala makna yang tergali dari musik ini menjadi media pendidikan bagi pengembangan karakter para pemuda yang tergabung dalam Komunitas Gamelan Sarati Svara. Meskipun kelompok ini telah aktif sejak tahun 2002, namun memiliki akar formal di bawah payung organisasi Yayasan Selonding Bali yang didirikan pada tahun 1993. Komunitas ini dikelola di Banjar Pande Tunggak, Dusun Pande Sari, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali.
Br. Pande Tunggak, Dusun Pande Sari, Desa Bebandem, Kec. Bebandem, Kab. Karangasem, Bali, Indonesia

Sattle (Satria Adiyasa)

Sattle adalah julukan Satria A. Annggapradja, artis musik elektronik yang berbasis di Jakarta. Berasal dari daerah sederhana Jawa Barat, dibesarkan dengan asupan sehat dari semua jenis musik yang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, ia mulai menjadi DJ dan tak lama kemudian mulai mengorganisir beberapa pesta dansa lokal dengan rekan-rekannya untuk menemukan pengalaman secara langsung. Antusiasmenya dalam bermusik telah membawanya menjadi bagian dari Javabass Soundsystem, Jam Malam, dan Push/Pull party pusher Bandung sendiri. Bertanggung jawab atas acara mingguan di Norrm Radio, lagu-lagu Sattle yang diplintir dan dikeluarkan oleh beberapa perusahaan lokal. Rilisan sebelumnya adalah Centipede, sebuah lagu leftfield untuk kompilasi Seamless Pattern di bawah naungan Capslock Tunes yang berbasis di Bandung pada bulan Desember 2018. Lagu inilah yang dijelaskan Sattle sebagai musik sehari-hari, mengeksplorasi momen-momen getaran kasual dan penerimaan diri di bawah yang lebih fokus. , suara tempo rendah. Rilisan suntingan berikutnya adalah seri suntingan Banana Walk on Scrubs pada tahun 2019. Pada tahun yang sama, Sattle dikontrak oleh Pepaya Records untuk mengerjakan EP debut. Momentum ke depan yang gelisah dan pengejaran suara baru membuat setiap trek Sattle berbeda dari pendahulunya. Dalam EP ini, yaitu EP Heuristik, ia mengekstrak string yang dipetik, substansi, fallacy, musik klasik timur, perjalanan introspeksi, love of dub, dan melodi raga untuk menghadirkan musik elektronik bebas gravitasi yang benar-benar baru.
Jakarta, Indonesia
User image

Scott Gailey

Scott Gailey adalah seorang komposer, musisi dan rimbawan yang berbasis di Vancouver, British Columbia, Gailey mencoba menciptakan alat sensasional untuk melintasi ambang persepsi. Dalam berbagai proyek kolaboratif dan solo, karyanya mengeksplorasi pop, beton pasca-musik, komposisi ambient, dan psikoakustik.
Vancouver, British Columbia, Canada

Ni Made Ayu Dwi Sattvitri (Sattvitri)

Ni Made Ayu Dwi Sattvitri adalah seorang musisi gamelan Bali kelahiran tahun 2000 yang kini sedang belajar berkomposisi musik karawitan Bali. Sattvitri memiliki kemampuan dalam memainkan instrumen gamelan Bali seperti gamelan Gender Wayang, Kendang Bali, Selonding, dan lain-lain. Namun gamelan yang paling ia gemari ialah gamelan Gender Wayang. Sattvitri mulai tertarik dengan gamelan Bali sejak berumur 7 tahun, ketertarikan tersebut diawali dengan melihat orang-orang belajar bermain gamelan di rumahnya. Selain sebagai musisi, ia juga mengajar gamelan Bali kepada anak-anak di daerahnya. Sattvitri mulai belajar berkomposisi sejak berumur 17 tahun. Sampai saat ini ia masih terus belajar.
Jl. Jempiring no 13, Br. Pemebetan, Desa Kapal, Kab. Badung, Bali, Indonesia

Scott Burton

Scott Burton adalah seorang gitaris dan komposer yang tinggal di Richmond, Virginia. Selama lebih dari satu dekade, Scott telah menciptakan musik dalam berbagai pengaturan yang menggabungkan suara dan praktik improvisasi yang dikomposisikan dan gratis. Burton telah bekerja dengan semua orang mulai dari artis/saksofon Matana Roberts, hingga produser hip hop ekspatriat Jneiro Jarel (JJ DOOM) dan musiknya telah ditampilkan di NPR dan BBC Radio. Selain itu, Scott telah berbagi panggung dengan artis yang beragam seperti pemenang MacArthur Grant Ken Vandermark hingga penulis lagu Julien Baker.

Sekaa Saron Luang Alit Semaradahana

Gong Luang Alit Semara Dahana didirikan oleh Jro Gede Petangan sebagai wujud apresiasi seni pada Peringatan se-abad Puputan Badung (20 September 1906 – 20 September 2006). Tujuan mulia dari pembakitan kembali Gong Luang yang sudah ada sejak Kerajaan Udayana ini adalah mentransformasikan semangat Perang Suci Puputan Badung kepada generasi muda melalui pendidikan seni, sehingga pemuda lebih mendalami perjuangan pahlawan Puputan Badung dalam mengusir penjajah dari tanah Bali. Ini merupakan salah satu bentuk apresiasi yang diberikan pemerintah dalam melestarikan kebudayaan Bali dan mengobarkan semangat puputan saat ini yaitu memerangi kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan sehingga bisa mewujudkan masyarakat Badung secara khusus, Bali dan Indonesia umumnya ke arah yang lebih baik dan memiliki daya juang pantang menyerah dalam menghadapi persaingan dunia global saat ini.

Sekar DMN

Sekar DMN adalah eksplorasi berkelanjutan dari perbatasan antara metal, gamelan, ambient, dan kebisingan, yang berbasis di Amerika Serikat dan Indonesia. Ini adalah proyek rekaman dan pertunjukan saat ini dari komposer dan artis suara kelahiran NYC Evan O’Donnell, dan cabang dari proyek Ground Demons yang lebih besar.
United States

Seni Sana Sini

Sanggar Seni Sana Sini berdiri pada 12 September 2013 dan berdomisili di Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Dengan personil yang berjumlah sekitar 40 orang dan berasal dari berbagai daerah di masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Jembrana.  
Sanggar ini lebih fokus kepada seni karawitan, sehingga kegiatan yang dilakukan sebagian besar adalah untuk musik gamelan. Memiliki visi dan misi untuk bisa melestarikan dan mengembangkan musik gamelan dan belajar untuk menjadi kreatif dan inovatif sehingga bisa menjadi inspirasi dan barometer pergerakan budaya gamelan bagi penggemar seni  gamelan, khususnya di kabupaten Jembrana.
Desa Tegalcangkring, Kabupaten Jembrana, Bali

Shug Monkey

Shug Monkey: Ilustrator dan pembuat Kebisingan dari Inggris.
United Kingdom

SmaelyP

Dengan penampilan live pertama di tahun 2017, SmaelyP adalah proyek sampingan dari musisi elektronik live yang berbasis di Jerman, Ypsmael. Membuat pencucian suara tekstur dan loop langsung dengan instrumentasi yang berbeda daripada di bawah moniker Ypsmael, Smaely P menggunakan freeware, turntable, dan suara pra-rekaman dalam teknik seperti plunderphonics untuk menggabungkan artefak dan sumber sonik dalam pendekatan yang komposisional dan improvisasi.
Germany

Snack Master

John Bowman adalah seniman multimedia yang saat ini tinggal di Harrisonburg, Virginia. Karya musiknya dikenal dengan nama Snack Master mencakup genre seperti ambient, acid house, drum and bass, techno, dan IDM. Selain bekerja sebagai musisi, John juga menghabiskan waktu mengerjakan seni digital, menggambar, dan melukis.
Harrisonburg, Virginia, United States

Snow Panda

Gabe Churray adalah musisi dan eksperimen sonik yang telah berkolaborasi dengan banyak artis termasuk S. Carey (Bon Iver), California, Matthew E. White, dan No B.S. Brass. Karya-karyanya telah diakui dengan penghargaan dari komposer perintis Amerika Steve Reich, James Madison University, University of Minnesota, dan Indaba Music. Dia tinggal di Alexandria, VA, AS.
Alexandria, Virginia, United States

SRTN

Sebastián Tapia adalah musisi eksperimental, pembuat kebisingan dan seniman suara, dari Valparaíso, Chili. Karyanya beredar diantara: improvisasi bebas, musik elektroakustik, soundscape, kebisingan, musik insidental secara paralel, ini didedikasikan untuk perekaman, pengeditan, dan pasca produksi audio. Dia juga telah mengkurasi dan memproduksi musik eksperimental dan acara kebisingan sejak 2013. Sekarang dia mengarahkan proyek Rata Sorda Rec, platform produksi, siaran dan arsip, berdasarkan ekspresi suara, kebisingan, dan musik eksperimental.
Valparaíso, Chile

I Wayan Srutha Wiguna (Srutha)

I Wayan Srutha Wiguna adalah anak tunggal dari I Ketut Suandita dan Ni Wayan Widari. Ketertarikannya pada musik muncul pada usia 7 tahun ketika ia mulai belajar kecek. Tahun 2010 ia tampil ugal dalam Lomba Sekaa Gong Anak Anak di Pesta Kesenian Bali (PKB).
Br. Kehen, Desa Kesiman, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali, Indonesia

Stephen Vitiello

Stephen Vitiello adalah musisi elektronik dan seniman media. Rilisan CD telah diterbitkan oleh New Albion Records, Sub Rosa, 12k dan Room 40. Instalasi suara dan karya multi-salurannya berada di koleksi permanen Museum of Modern Art, Whitney Museum dan Museum of Contemporary Art, Lyon. Selama 25 tahun terakhir, Vitiello telah berkolaborasi dengan artis dan musisi seperti Pauline Oliveros, Ryuichi Sakamoto, Taylor Deupree, Joan Jonas, dan Steve Roden. Berasal dari New York, Vitiello sekarang berbasis di Richmond, VA di mana dia adalah profesor Kinetic Imaging di Virginia Commonwealth University.
United States

I Made Subandi (Subandi)

I Made Subandi adalah seorang musisi dan komposer yang terkenal secara internasional. Ia lahir di desa Batuyang pada 23 Februari 1966 dan merupakan anak kedua dari pasangan Made Dig (RIP) dan Ni Wayan Saba (RIP). Ia mulai belajar gamelan sejak usia dini. Setelah mempelajari geguntangan untuk mengiringi janger untuk sebuah kompetisi, ia menjadi tertarik pada wayang gender. Hal ini disebabkan pelajaran dengan ayahnya, seorang master wayang gender terkenal. Pelatihan formal dimulai di sekolah menengah atas seni pertunjukan SMKI (KOKAR) pada tahun 1984 dan dilanjutkan di STSI Denpasar (sekarang ISI) pada tahun 1988. Ia adalah seorang komposer aktif, sering berkolaborasi dengan seniman lokal dan internasional, dan saat ini menjabat sebagai direktur departemen karawitan di SMK 3 Sukawati (KOKAR).
Br. Buda Ireng, Desa Batuyang, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia

Syafiq Halid

Syafiq Halid adalah perancang suara otodidak, seniman elektronik dan Pelatih Bersertifikat Ableton pertama yang berbasis di Singapura. Karyanya berkisar pada gaya dan ceruk imajinasinya sendiri dari perkusi, sampel, suara, dan musik elektronik. Dia percaya dalam mengembangkan batas-batas internalnya secara terus-menerus dengan mengeksplorasi dan bereksperimen dengan berbagai elemen suara untuk menghasilkan materi sonik yang mendalam dan pengalaman mendengarkan. Di awal tahun 2020, Syafiq berkolaborasi dengan Bhumi Collective sebagai sound designer untuk Mak Mak Menari di bawah M1 Singapore Fringe Festival 2020. Syafiq juga berkolaborasi dengan -wright Assembly untuk menampilkan pertunjukan puisi dan suara bertajuk Al-Qamar di bawah Moongazers oleh ArtScience Museum. Pada tahun 2019, Syafiq berperan sebagai sound designer dan performer di NGOPI oleh P7:1SMA Ltd. Ia juga pernah tampil di Kaizen X Sound Lab yang dibawakan oleh The Kaizen M.D. in SERENTAK 2: ‘Not Much Of Us Left‘ , sebuah program tahunan yang dipersembahkan oleh Nadi Singapura Limited pada tahun 2017, Syafiq memimpin produksi sebagai show director dengan anggota perintis Nadi Singapura Ltd.
Awal tahun 2017, Syafiq berhasil lulus Program Pelatih Bersertifikasi Ableton yang bergengsi dan sangat kompetitif di Hong Kong, menjadi Pelatih Bersertifikasi Ableton pertama dan termuda di Singapura. Syafiq juga menyelesaikan Program Music Foundation di Ableton Live in Dubspot Online pada tahun 2016.
Dia secara resmi meluncurkan Grid Culture – sebuah platform yang menyediakan layanan pelatihan dan pendidikan dalam produksi musik elektronik dan, merancang pertunjukan musik langsung menggunakan perangkat lunak musik bernama Ableton Live. Melalui usaha bisnis ini, ia berdedikasi untuk berbagi pengalamannya di Live dengan individu dan komunitas yang berpikiran sama sehingga teknologi musik dan musik komputer dapat menjadi alat kreatif yang unik atau bahkan sebagai hobi.
Singapore
User image

Tegan Wahlgren

Tegan Wahlgren adalah seorang komposer, pemain, dan improvisasi yang berbasis di Vancouver, Kanada. Dia memegang BFA dalam Komposisi Musik dari Universitas Simon Fraser dan juga seorang vokalis dan pemain biola yang berspesialisasi dalam improvisasi kontemporer dan musik pop/indie. Pengaruhnya yang beragam —termasuk latar belakang biola Celtic dan nyanyian paduan suara—telah membantu pengembangan Wallgrin, proyek solo pop eksperimentalnya. Wallgrin merilis album debut mereka, Bird/Alien, pada 2018 melalui Heavy Lark Records.
Vancouver, British Columbia, Canada

I Made Terip (Terip)

I Made Terip adalah seorang seniman gamelan asal Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejak belia ia telah mengasah bakatnya dengan bergabung dalam kelompok gamelan tari joged bumbung. Selain mengajar musisi lokal di desanya, Made juga aktif pentas di mancanegara, bahkan pernah menjadi pengajar tamu di beberapa kampus dan grup di Eropa dan Amerika.

Thomas Hunter

Thomas Hunter baru-baru ini pensiun dari mengajar dalam bahasa Sansekerta dan studi Asia Selatan dan Tenggara di University of British Columbia.

Transient Fields

Transient Fields adalah eksperimen sonik yang diproduksi oleh Jonathan Adams.
United States

I Gede Mei Sutrisna Yasa (Ukisangan)

Orang-orang di sekitar Ukisangan mengatakan bahwa ketertarikanya dengan musik khususnya gamelan Bali mulai terlihat sejak berumur 5 tahun. Dia kemudian mulai menekuni musik/gamelan sejak duduk di bangku kelas 6 SD dengan cara bergabung ke beberapa grup gamelan dan bahkan melanjutkan studi di bidang seni musik. Sampai saat ini, dia masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan musik di berbagai acara. Baginya, music is everything.
Lahir: 10 Mei 2002
Br. Gancan, Bebalang, Bangli, Bali, Indonesia

Vancouver Electronic Ensemble

Vancouver Electronic Ensemble (VEE) adalah ansambel elektronik berbasis komunitas yang diprakarsai dan didukung oleh Vancouver New Music dari 2009. Ensemble ini mencakup eksperimen sebagai kegiatan utama menuju pembentukan praktik kreatif yang menyiratkan eksplorasi model-model musik yang mungkin.
Vancouver Electronic Ensemble (VEE) mewakili tindakan kreatif penting yang, menyeimbangkan keahlian dan eksplorasi, memberikan visi untuk pengembangan musik inovatif dalam ansambel yang seluruhnya terdiri dari anggota komunitas kaya musisi eksperimental yang aktif di Vancouver. Tujuan utama VEE meliputi pertunjukan dan penelitian musik elektronik eksperimental (baik karya sejarah dan asli yang disusun dan dibuat oleh ansambel), yang melibatkan para pemain dan penonton dalam kritik estetika, eksplorasi sonik melalui berbagai kegiatan, pertunjukan, kolaborasi, pekerjaan spesifik lokasi, dan keterlibatan publik.
Featured Artist: Rod Navarro, Ross Birdwise, Constantine Katsiris, Evan Hardy, Cheryl Hutchinson, Peki Hajdukovic, Lee Hutzulak, Scott Gubbels, Justin Devries, Soressa Gardner, prOphecy sun, Dave Leith, and Matt O’Donnell.
Vancouver, Canada

Victorhugo Hidalgo

Victorhugo Hidalgo adalah komposer musik dan produser seni pertunjukan. Dia bekerja terutamanya dengan musik Asia Tenggara dan teknik teater wayang. Dia adalah direktur utama Gnayaw Puppets Company yang saat ini berbasis di Meksiko. Dia mendirikan World Music Collective SriMara yang saat ini berbasis di Indonesia, dan juga seorang produser musik elektronik dengan nama Ra Otomi. Anda dapat menemukan Gnayaw Puppets Company di YouTube sebagai Gnayaw Wayang.
Mexico

[V]TP (Von The Producer)

United States

Komang Wahyu Yastawan Putra (Wahyu)

Komang Wahyu Yastawan Putra atau Wahyu, lahir pada 9 Mei 1997, merupakan anak ketiga dari pasangan I Nyoman Narden dan Ni Kadek Sunardi. Ia mulai berkecimpung dalam seni sekitar usia 7 tahun. Pada usia 14 tahun ia mulai mengikuti lomba baleganjur dan gong kebyar di tingkat regional dan nasional. Ketertarikannya pada gamelan memotivasinya untuk mendaftar di ISI Denpasar agar bisa menjadi pemimpin bagi komunitasnya.
Jalan Patih Jelantik, No 34, Banjar Taman, Desa Batuagung, Jembrana, Bali, Indonesia

Wayne Vitale

Wayne Vitale adalah seorang komposer dan pendidik yang telah lama terinspirasi oleh musik Bali, Indonesia. Dia telah belajar dan berkolaborasi dengan banyak musisi dan ansambel terbaik di Bali, mendokumentasikan karya mereka secara ekstensif, dan memimpin berbagai proyek yang menyatukan mereka dengan beragam seniman dan penonton. Minat khususnya berfokus pada persilangan dua aliran budaya yang telah membentuk hidupnya sebagai seorang komposer—musik Bali (dalam banyak bentuknya) dan musik baru yang diciptakan di AS, terutama musik yang memiliki hubungan historis langsung atau tidak langsung dengan gamelan. Tanggapannya telah diekspresikan dalam karya-karya yang mencakup rentang gaya dari tradisional hingga eksperimental/multimedia. Beberapa telah dilakukan oleh orkes gamelan terkenal di Bali, termasuk grup terkenal Abdi Budaya di Banjar Anyar, Perean. Dia adalah anggota pendiri dan komposer di Lightbulb Ensemble, sekelompok dua belas pemain perkusi yang bekerja pada tradisi dan inovasi musik Bali dan Barat. Ia juga merupakan anggota pendiri dan mantan direktur (1992 – 2009) Gamelan Sekar Jaya, sebuah ansambel yang terdiri dari enam puluh musisi dan penari dengan reputasi internasional yang tak tertandingi untuk program lintas budayanya. Label rekamannya, Vital Records, merilis rekaman berkualitas tinggi dari musik Bali baru dan tradisional. Ia juga mengabdikan dirinya pada seni pelarasan dan restorasi gamelan, penggalian dan pengarsipan di seluruh AS dan Eropa untuk memulihkan instrumen Bali. Karyanya telah didukung oleh Center for Cultural Innovation, Creative Work Fund (program dari Walter and Elise Haas Fund), Fund for U.S. Artists at International Festivals, the Gerbode-Hewlett Music Commissioning Award (untuk Mikrokosma), the National Endowment for the Arts, dan penyandang dana lainnya.
California, United States

I Made Arsa Wijaya (Wawan)

Arsa Wijaya atau Wawan lahir di Tegalcangkring pada tanggal 15 Juni 1992 dari orang tua, I Nyoman Gede Suarsa dan Ni Made Widiani. Ketertarikannya pada gamelan dimulai pada usia 5 tahun dan berlanjut sepanjang masa kecilnya. Dia memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kompetisi baleganjur pada usia 9 tahun dan Pesta Kesenian Bali (PKB) di sekolah menengah atas. Orang tua dan guru mendorong hobinya, memungkinkan dia untuk memenuhi salah satu mimpinya dengan belajar gamelan lebih dalam di ISI Denpasar.
Br. Petapan Kelod, Desa Pergung, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali, Indonesia

I Putu Purwwangsa Nagara (Wawan)

I Putu Purwwangsa Nagara, yang lebih akrab disapa Wawan Bracuk, lahir pada 14 Agustus 1998 di Banjar Tunjuk Kelod Desa Tunjuk, Kab. Tabanan. Ia bermain wayang gender sejak usia 7 tahun dan dilatih oleh kakeknya I Nyoman Sumandi, seorang seniman serba bisa di Sanggar Seni Kembang Bali. Selain belajar informal di rumah ia juga menekuni minatnya pada gamelan di SMK 3 Sukawati (KOKAR) dan ISI Denpsasar.
Br. Tunjuk Kelod, Desa Tunjuk, Kec. Tabanan, Bali, Indonesia

Western Front

Western Front adalah pusat nirlaba yang dikelola oleh seniman. Kami mendukung program multidisiplin yang memberikan kesempatan kepada seniman yang bekerja di bidang musik, seni media, seni visual, pertunjukan, dan sastra untuk membuat dan mempresentasikan karya. Melalui komisi, pameran, pertunjukan, konser, penerbitan, residensi, dan lokakarya, Western Front mempromosikan pertukaran publik di tingkat lokal, nasional dan internasional. Kami juga melestarikan dan menyediakan akses ke arsip audio-visual yang terus berkembang yang mendokumentasikan sejarah organisasi tentang pemrograman dan produksi artistik.
Vancouver, British Columbia, Canada

I Wayan Adi Darmawan (Yan Adi)

I Wayan Adi Darmawan (Yan Adi) adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia lahir di Denpasar pada 14 November 1995. Gamelan memasuki kehidupannya lebih awal karena keluarganya memiliki latar belakang seni yang kuat. Artinya, seni perannya sebagai hobi, sumber inspirasi, sekaligus penghasilan tambahan bukanlah hal baru baginya.
Denpasar, Bali, Indonesia

I Wayan Agus Budiarta Yasa (Yan Genyol)

I Wayan Agus Budiarta Yasa (Yan Genyol) lahir di Gianyar pada tanggal 29 Mei 1996. Ia menempuh pendidikan di SMK 3 Sukawati (KOKAR), lulus pada tahun 2014. Di kelas 10 ia bergabung dengan sanggar perkusi dan tari Gita Mahardika di Banjar Dauh Labak , Desa Singakerta, Kec. Ubud. Tak lama kemudian ia juga bergabung dengan Sanggar Semeton Suling Nikamanu di Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kec. Ubud, Gianyar. Di sana ia belajar tidak hanya cara memainkan suling (seruling), tetapi juga cara membuatnya. Sebagian besar pengetahuan ini diturunkan dari seorang seniman dan perajin bernama I Wayan Karta (alias Cover), yang juga merupakan pengawas Sanggar Semeton Suling Nikamanu.
Br. Demayu Batuh, Desa Singakerta, Kec. Ubud, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia

I Made Yogi Antara (Yogik)

I Made Yogi Antara, alias Ogik, lahir di Denpasar pada 31 Oktober 1989. Perkenalannya dengan seni datang di kelas 2 sekolah dasar ketika ia mulai belajar tari. Kemudian, di kelas 4 ia diperkenalkan dengan musik gamelan di banjar setempat, di mana ia belajar dengan I Ketut Jika dan I Made Sudarsana. Setelah lulus dari sekolah dasar ia mulai belajar musik secara formal. Kontribusinya pada proyek Insitu Recordings adalah karya kreatif pertamanya untuk gamelan.
Br. Abiankapas Kaja Desa Sumerta, Denpasar, Bali, Indonesia

I Gede Yudi Dananjaya (Yudik Belaga)

I Gede Yudi Dananjaya, alias Yudik Belega, lahir pada 6 Mei 1993. Ia mulai bermain musik di Sekaa Gamelan Gong banjar setempat. Kecintaannya pada musik mulai meningkat sejak saat itu. Ini sekarang yang menjadi fokus utama hidupnya. Dia adalah kontributor aktif Pesta Kesenian Bali (PKB), termasuk di kompetisi anak-anak dan dewasa. Ia menempuh pendidikan di SMK 3 Sukawati (KOKAR) dan ISI Denpasar. Karya-karyanya untuk gamelan antara lain Tabuh Lelambatan Jala Dara (GKA PKB 2014); Tabuh Kreasi Kembang Kumara (GKA PKB 2014); dan Komposisi Kendang Krumpungan Rotasi (A Tribute to Kebyar 2014).
Br. Jasri, Desa Blega, Kab. Gianyar, Bali, Indonesia

Yuko Araki

Yuko Araki adalah seorang multi-instrumentalis dan komposer yang tinggal di Tokyo, Jepang. Dia mulai bermain piano ketika dia masih kecil dan di masa remajanya dia terinspirasi oleh musik hardcore dan metal yang dia dengar di studio latihan di kota kelahirannya. Segera setelah pengalaman itu membawanya untuk bergabung dengan sebuah band. Pada 2013, ia bergabung dengan duo Acid House YobKiss, yang diproduksi oleh seniman Belanda Paul Borchers, sebagai penyanyi dan musisi elektronik. Pada tahun 2016 ia membentuk duo noise neo klasik Concierto de la Familia yang terinspirasi oleh gaya bermain Yngwie Malmsteen, dan mulai bermain drum di band oriental dream psych KUUNATIC. Pada tahun 2017 ia memulai proyek eksperimental/kebisingan improvisasi solo.
Japan

Zach Chan

Sebagai pernyataan umum, Zachary (b.1990) suka membuat sesuatu. Untuk pekerjaannya sehari-hari, ia menjalankan studio desain grafis di Singapura dengan dua kolaborator lainnya. Ia menyukai musik gamelan dan telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan gamelan di tingkat amatir selama 6 tahun terakhir, termasuk sesekali bermain-main dengan menulis musik. Dia memiliki berbagai minat yang sepenuhnya mengambil alih perhatiannya dari waktu ke waktu, yang terbaru adalah Riichi Mahjong.
Singapore
User image

Zachary Hazen

Zachary Hazen is a film maker and musician from the Bay Area, California. He creates visual narratives with musical processes, and musical forms from visual structures. His greatest joy is in collaboration with fellow musicians and artists.
USA

Zachary Hejny

Zachary Hejny adalah seorang drummer, komposer, dan musisi elektronik dari California.
Tabanan, Bali